BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara
harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang dalam bahasa
Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang berarti
nilai.Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat di artikan
sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun
dari segi istilah, evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian
suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.Maka
evaluasi pendidikan itu dapat di artikan sebagai suatu tindakan atau kegiatan
atau suatu proses menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan
(yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan yang terjadi di lapangan
pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses
penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat di ketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Sebelum
melanjutkan pembicaraan tentang evaluasi pendidikan secara lebih luas dan
mendalam, terlebih dahulu perlu di pahami bahwa dalam praktek sering kali
terjadi kerancuan atau tumpang tindih dalam penggunaan istilah evaluasi,
penilaian dan pengukuran.Kenyataan seperti itu memang dapat di pahami, mengigat
bahwa di antara ketiga istilah tersebut saling terkait sehingga sulit untuk di
bedakan.
Dalam
evaluasi terdapat beberapa teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar di
antaranya teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif yang
akan kami bahas dalam makalah ini.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian reliabilitas ?
2. Apa
saja faktor-faktor
yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar obyektif ?
3. Bagaimana
mencari besarnya reliabilitas?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Reliabilitas
Kata
reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa
inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat di percaya.
“reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat
atau keadaan.
Reliabilitas
merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan
ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai
arti seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi,
namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana
hasil pengukuran dapat dipercaya.
Dari
beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur
yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya
menunjukan keajegan.Seorang dikatakan dapat di percaya apabila orang tersebut
berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.Dalam
sebuah tes pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari
hasil tes yang didapat.
1) Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes
Reliabilitas
berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Maka pengertian reliabilitas tes,
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.
Sehubungan
dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson dan kawan kawan menyatakan
persyaratan bagi tes adalah validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal
ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong
terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid.
Sebaliknya sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Banyak hal yang
mempengaruhi hasil tes, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3
hal :
a. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri,
yaitu panjang tes dan kualitas butir butir soalnya. Tes yang terdiri dari
banyak butir tentu saja lebih valid dibandingkan dengan tes yang hanya terdiri
dari beberapa butir soal. Besarnya reliabilitas dengan pengaruh banyaknya soal
dapat dihitung dengan menggunakan rumus dari Spearman dan Brown :
Di mana : r
nn =
besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut ditambah butir soal
yang baru
n
= berapa kali butir soal itu ditambah
r =
besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir butir soalnya
ditambah Penambahan butir soal tidak
selalu menambah reliabilitas, adakalanya tidak berarti dan bahkan adakalanya
merugikan.
b. Hal yang berhubungan dengan tercoba ( testee
) Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan
memberikan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya reliabilitas tes.
c. Berhubungan dengan penyelenggaraan tes Faktor
penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes.
Contohnya pemberian petunjuk pengerjaan, pengawas yang tertib, dan suasana
lingkungan dan tempat tes yang nyaman dan aman.
B.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Reliabilitas Tes Hasil Belajar Obyektif
·
Konstruksi
item yang tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai daya pembeda yang kuat.
·
Panjang/pendeknya
suatu instrumen
·
Evaluasi
yang surjektif akan menurunkan reliabilitas
·
Ketidaktepatan
waktu yang diberikan
·
Kemampuan
yang ada dalam kelompok
·
Luas/tidaknya
sampel yang diambil.
C.
Cara - cara mencari reliabilitas
a.
Metode
bentuk paralel
Tes paralel atau tes ekuivalen adlah dua buah
tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi
butir butir soalnya berbeda. Dalam istilah inggris disebut alternate-forms
method ( paralel forms ). Dengan menggunakan metode tes paralel ini pegetes
harus menyiapkan dua buah tes, dan masing masing dicobkan kepada kelompok siswa
yang sama. Oleh karena itu, ada orang yang
menyebutnya sebagai double test-double-trial method. Penggunaan metode
ini baik karena siswa dihadapkan pada dua macam tes sehingga tidak ada faktor
“masih ingat soalnya” yang dalam evaluasi disebut adanya practice-effect dan
carry-over effect, artinya ada faktor yang dibawa oleh pengikut tes karena
sudah mengerjakan tes tersebut.
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannnya berat
karena harus menyususn dua seri tes dan harus tersedia waktu yang lama untuk
mencobakan dua kali tes.
b.
Metode
tes ulang ( tes-retest method )
Metode
ini menggunakan satu tes tapi dicobakan dua kali, dapat disebut dengan
single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua tes tersebut
dihitung korelasinya. Pada umumnya hasil tes yang kedua cenderung lebih baik
dari tes yang pertama. Hal ini tidak mengapa karena pengetes harus sadar akan
adanya practice-effec dan carry-over effect. Yang penting adalah adanya
kesejajaran hasil atau ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi
yang tinggi. Metode ini juga disebut self-correlation method ( korelasi diri
sendiri ) karena mengkorelasikan hasil dari tes yang sama. Kelemahan dari
metode ini adalah tenggang waktu pemberian soal pertama dengan soal kedua. Jika
tenggang waktu terlalu sempit, siswa masih banyak ingat materi. Sebaliknya jika
tenggang waktu terlalu lama, maka faktor faktor atau kondisi tes sudah akan
berbeda, dan siswa sendiri barangkali sudah mempelajari materi yang baru.
c.
Metode
belah dua atau spilt-half method
Metode
menggunakan satu tes dan hanya dicobakan satu kali, disebut juga
single-test-single-trial method. Berbeda dengan metode pertama dan kedua yang
setelah diketemukan koefisien korelasi langsung ditafsirkan itulah koefisien
reliabilitas, maka pada metode ketiga ini tidak dapat demikian. Pada waktu
membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reabilitas separo
tes. Untuk mngetahui reabilitas seluruh tes harus digunakan rumus
Spearman-Brown sebagai berikut :
Dimana : R1/21/2 = korelasi antara skor skor
setiap belahan tes
R11 = koefisien reliabilitas yang sudah
disesuaikan
Banyak pemakai metode ini salah membelah
hasil tes pada waktu menganalisis. Mereka mengelompokkan hasil separo subjek
peserta tes dan separo yang lain kemudian hasil kedua kelompok ini
dikorelasikan. Yang benar adalah membelah item atau butir soal. Untuk itu perlu
diketahui bahwa jumlah soal harus genap agar dapat dibelah.
Ada dua cara membelah butir soal ini yaitu :
Membelah item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belahan
ganjil-genap, dan Membelah atas item-item awal dan item-item akhir dari soal,
yaitu separuh jumlah soal pada nomor nomor awal dan separo jumlah soal pada
nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.
Berikut ini
akan dikemukakan contoh perhitungan reliabilitas.
1.
Pembelahan
genap ganjil atau think belah Dua (Split-half method)
Metode
atau teknik belah dua menggunakan formula Spearman-Brown, cara ini hanya dapat
dikenakan pada instrumen pengukuran dengan jumlah item genap (pengelompokan
dilakukan pada item-item yang valid),adapun langkah-langkahnya adalah sbb :
q Kelompokan
item-item menjadi dua kelompok didasarkan pada kelompok ganjil (nomor item ganjil)
dan kelompok genap (nomor item genap), atau secara random.
q Jumlahkan
skor pada setiap kelompok sehingga diperoleh skor total untuk tiap kelompok.
q Korelasikan
skor total antar kelompok dengan formula
korelasi Product moment atau tata jenjang.
q Masukan
nilai koefisien korelasi tersebut ke dalam rumus Sperman-Brown untuk mencari
koefisien reliabilitas
ri = koefisien reliabilitas; rb
= koefisien korelasi antar kelompok
Contoh
perhitungan :
Tabel
nilai skor total kelompok ganjil dan genap
Resp
|
Skor total kelompok ganjil
|
Skor total kelompok genap
|
A
|
20
|
20
|
B
|
25
|
24
|
C
|
21
|
21
|
D
|
23
|
23
|
E
|
22
|
21
|
F
|
21
|
21
|
G
|
24
|
24
|
H
|
26
|
26
|
I
|
21
|
20
|
J
|
22
|
22
|
Hasil
perhitingan korelasi r = 0.970
Koefisien/angka
reliabilitasnya adalah :
ri = 2
x 0.970
1 +
0.970
ri = 1.940
1.970
ri = 0.985
2.
Formula Rulon
Cara ini
juga hanya berlaku pada pengelompokan seperti treknik belah dua, namun estimasi
reliabilitas tidak didasarkan pada perhitungan korelasi melainkan pada varians
perbedaan skor dengan varians total, adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
rxx’ = Koefisien reliabilitas ; SDb2 = Varians perbedaan skor belahan ; SDt2 = Varians skor Total
Contoh
perhitungan :
Tabel nilai skor total kelompok
ganjil dan genap
Resp
|
Skor total kelompok ganjil
|
Skor total kelompok genap
|
Skor b (selisih ganjil genap)
|
Skor total
|
A
|
20
|
20
|
0
|
40
|
B
|
25
|
24
|
1
|
49
|
C
|
21
|
21
|
0
|
42
|
D
|
23
|
23
|
0
|
46
|
E
|
22
|
21
|
1
|
43
|
F
|
21
|
21
|
0
|
42
|
G
|
24
|
24
|
0
|
48
|
H
|
26
|
26
|
0
|
52
|
I
|
21
|
20
|
1
|
41
|
J
|
22
|
22
|
0
|
44
|
|
SDb2
= 0.233 SDt2 = 15.344
Koefisien reliabilitasnya adalah :
0.233
rxx’ =
1 --
15.344
rxx’ =
1 -- 0.015
= 0.984
3.
Formula Flanagan
Formula Flanagan merupakan estimasi nilai/angka
reliabilitas yang tidak mengacu pada perhitungan korelasi, melainkan sama seperti
formula Rulon yang mengacu pada veriansi tiap-tiap kelompok hasil belah dua,
bedanya dalam formula ini ada nilai konstanta 2 serta varians kelompok
dijumlahkan dan bukan varians beda, sementara pembaginya sama yaitu varians
total.
Rumus :
S12 = Varians belahan pertama
S22 =
Varians belahan kedua
St2 = Varians total
Contoh perhitungan :
Tabel nilai skor ganjil dan genap
dan skor total
Resp
|
Skor total kelompok ganjil
|
Skor total kelompok genap
|
Skor total
|
A
|
20
|
20
|
40
|
B
|
25
|
24
|
49
|
C
|
21
|
21
|
42
|
D
|
23
|
23
|
46
|
E
|
22
|
21
|
43
|
F
|
21
|
21
|
42
|
G
|
24
|
24
|
48
|
H
|
26
|
26
|
52
|
I
|
21
|
20
|
41
|
J
|
22
|
22
|
44
|
S12 = 3.833
S22 = 3.956
St2 = 15.344
Bila
nilai-nilai tersebut dimasukan dalam rumus, akan nampak sebagai berikut :
3.833 + 3.956
rxx’ =
2 (1 -- )
15.344
rxx’ =
2 (0.492) = 0.985
4.
Formula
K-R 21 (Kuder Richardson)
Formula K-R merupakan prosedur pencarian nilai
reliabilitas dengan tidak mensyaratkan pembelahan item ke dalam dua kelompok,
sehingga bisa diterapkan pada instrumen yang jumlah itemnya tidak genap.
SDt2 = Varians total
Contoh perhitungan
:
Tabel skor tiap item dan
Total
Resp
|
Nomor Item
|
Jml
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
A
|
4
|
2
|
2
|
4
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
28
|
B
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
22
|
C
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
26
|
D
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
32
|
E
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
38
|
F
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2
|
4
|
4
|
4
|
36
|
G
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
21
|
H
|
4
|
2
|
2
|
4
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
28
|
I
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
24
|
J
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
2
|
4
|
3
|
4
|
36
|
M = 2.91
SDt2 = 37.433
k = 10
10 2.91(10 – 2.91)
rxx’ =
( ) (1 -- )
9 37.433
rxx’ = (
1.11 ) (1 -- 20.631 )
37.433
rxx’ =
0.498
5.
Rumus Alpha (Cronbach)
Formula Alpha juga merupakan prosedur pencarian nilai
reliabilitas dengan tidak mensyaratkan pembelahan item ke dalam dua kelompok (meski
bisa juga diterapkan pada teknik belah dua), sehingga bisa diterapkan pada
instrumen yang jumlah itemnya tidak genap. Namun hal yang perlu diingat adalah
bahwa pembelahan mesti dilakukan secara seimbang, sebab jika dibelah tidak seimbang akan
underestimasi terhadap nilai reliabilitas yang sebenarnya (biasanya lebih
rendah).
Rumus :
Sebagai contoh terdapat 10 item yang ingin dibelah
menjadi lima kelompok secara berurutan, untuk itu jumlah tiap-tiap kelompok
harus diketahui untuk dicari variansnya, sesudah itu baru dimasukan ke dalam
rumus Alpha.
Contoh perhitungan
:
Tabel skor tiap item,
skor kelompok, skorTotal
Res
|
No
Item dan Jml tiap kelompok
|
Tot.
Jml
|
||||||||||||||
1
|
2
|
jml
|
3
|
4
|
jml
|
5
|
6
|
jml
|
7
|
8
|
jml
|
9
|
10
|
jml
|
||
A
|
4
|
2
|
6
|
2
|
4
|
6
|
2
|
3
|
5
|
2
|
3
|
5
|
3
|
3
|
6
|
28
|
B
|
2
|
2
|
4
|
2
|
3
|
5
|
2
|
2
|
4
|
2
|
3
|
5
|
2
|
2
|
4
|
22
|
C
|
3
|
2
|
5
|
2
|
3
|
5
|
2
|
3
|
5
|
2
|
3
|
5
|
3
|
3
|
6
|
26
|
D
|
3
|
4
|
7
|
3
|
3
|
6
|
3
|
3
|
6
|
3
|
4
|
7
|
3
|
3
|
6
|
32
|
E
|
3
|
4
|
7
|
4
|
4
|
8
|
4
|
4
|
8
|
3
|
4
|
7
|
4
|
4
|
8
|
38
|
F
|
2
|
4
|
6
|
4
|
4
|
8
|
4
|
4
|
8
|
2
|
4
|
6
|
4
|
4
|
8
|
36
|
G
|
2
|
2
|
4
|
2
|
2
|
4
|
2
|
3
|
5
|
2
|
2
|
4
|
2
|
2
|
4
|
21
|
H
|
4
|
2
|
6
|
2
|
4
|
6
|
2
|
3
|
5
|
2
|
3
|
5
|
3
|
3
|
6
|
28
|
I
|
3
|
2
|
5
|
2
|
3
|
5
|
2
|
3
|
5
|
2
|
3
|
5
|
2
|
2
|
4
|
24
|
J
|
4
|
4
|
8
|
4
|
4
|
8
|
3
|
4
|
7
|
2
|
4
|
6
|
3
|
4
|
7
|
36
|
SDt2 = 37.433 ;
k = 10 ; SDb21
= 1.733 ; SDb22 =
2.1 ;
SDb23 = 1.956 ;
SDb24 =
0.944 ; SDb25 =
2.322
5 1.733 + 2.1 + 1.956 + 0.944
+ 2.322
a =
( ) (1 --
)
4 37.433
9.055
a =
( 1.25 ) (1
-- )
37.433
a =
( 1.25 )
(0.758) = 0.948
Contoh
lain perhitungan reliabilitas dengan
metode belah dua :
NAMA
|
nomor item
|
SKOR
|
1,3,5,7,9
|
2,4,6,8,10
|
1,2,3,4,5
|
6,7,8,9,10
|
||||||||||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
TOTAL
|
GANJIL
|
GENAP
|
AWAL
|
AKHIR
|
|||||
TATI
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
5
|
3
|
3
|
5
|
|||||
YOYO
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
5
|
3
|
2
|
2
|
3
|
|||||
OKTAF
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
4
|
0
|
4
|
1
|
3
|
|||||
WENDI
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
5
|
3
|
2
|
3
|
2
|
|||||
DINA
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
3
|
3
|
5
|
1
|
|||||
PAUL
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
4
|
0
|
0
|
3
|
1
|
|||||
SUSI
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
7
|
3
|
3
|
5
|
2
|
|||||
HELEN
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
5
|
5
|
3
|
5
|
|||||
Penyajian
contoh membelah di atas berarti bahwa perhitungan reliabilitas dilakukan dengan
membelah dengan dua cara. Pembelahan hanya memilih satu cara saja, untuk
selanjutnya di hitung dengan korelasi product moment.
1) Pembelahan ganjil-genap
Tabel
persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap sebagai
berikut :
NAMA
|
1,3,5,7,9
|
2,4,6,8,10
|
XY
|
X2
|
Y2
|
|
GANJIL
|
GENAP
|
|
|
|
TATI
|
5
|
3
|
15
|
25
|
9
|
YOYO
|
3
|
2
|
6
|
9
|
4
|
OKTAF
|
0
|
4
|
0
|
0
|
16
|
WENDI
|
3
|
2
|
6
|
9
|
4
|
DINA
|
3
|
3
|
9
|
9
|
9
|
PAUL
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
SUSI
|
3
|
3
|
9
|
9
|
9
|
HELEN
|
5
|
5
|
25
|
25
|
25
|
22
|
22
|
70
|
86
|
76
|
Kelanjutan
dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi
product
moment
.
Dengan menggunakan kalkulator didapat bahwa :
∑X
= 25 ∑X2= 93
∑Y
= 22 ∑Y2= 76
∑XY
= 63
Setelah di hitung dengan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar diketahui bahwa rxy = -0,3786. Harga tersebut
baru menunjukkan reliabilitas separo tes. Untuk mencari reliabilitas seluruh
tes digunakan rumus Spearman-Brown.
*)
pengurangan merupakan bilangan dengan harga mutlak, jadi tidak mengenal
negative.
2) Pembelahan awal akhir
|
1,2,3,4,5
|
6,7,8,9,10
|
|
|
|
|
AWAL
|
AKHIR
|
XY
|
X2
|
Y2
|
TATI
|
3
|
5
|
15
|
9
|
25
|
YOYO
|
2
|
3
|
6
|
4
|
9
|
OKTAF
|
1
|
3
|
3
|
1
|
9
|
WENDI
|
3
|
2
|
6
|
9
|
4
|
DINA
|
5
|
1
|
5
|
25
|
1
|
PAUL
|
3
|
1
|
3
|
9
|
1
|
SUSI
|
5
|
2
|
10
|
25
|
4
|
HELEN
|
3
|
5
|
15
|
9
|
25
|
|
25
|
22
|
63
|
91
|
78
|
Seperti
halnya pada waktu menghitung dengan belahan ganjil-genap maka kelanjutannya
adalah menghitung dengan korelasi product moment. Dengan kalkulator diketahui :
∑X
= 25 ∑X2=
91
∑Y
= 22 ∑Y2=
78 ∑XY
= 63
Setelah dimasukkan pada rumus korelasi
product moment dengan angka kasar diperoleh r1/2 1/2 = - 0,3831. Dengan rumus
Spearman-Brown diperoleh r11 = -0,5538. Selain menggunakan rumus product
moment, dapat digunakan rumus Flanagan untuk perhitungan menggunakan belah dua
ganjil-genap, dan rumus Rulon yang rumusnya diterapkan pada data belahan
awal-akhir.
2)
Penggunaan
rumus Flanagan
)
Dimana
:
r11
= reliabilitas tes
= varians belahan pertama (1) yang dalam hal
ini varians skor item ganjil
= varians belahan
kedua (2) yaitu varians skor item genap
= varians total
yaitu varians skor total
Secara
sederhana dapat dipahami bahwa varians adalah standar deviasi kuadrat. Dengan
menggunakan kalkulator statistik, varians ini dapat dicari dengan
mengkuadratkan standar deviasi. Untuk yang tidak menggunakan kalkulator
statistik, dapat menggunakan rumus :
Standar
Deviasi (SD) dapat disebut dengan istilah Indonesia yaitu Simpangan Baku (SB).
Dalam kalkultor statistik, standar eviasi tertera dengan lambang σ.
Bagi yang berminat mencari S dulu untuk
mencari varians, dapat menggunakan rumus S, yaitu :
S
= Standar deviasi
X
= Simpangan, X dari yang dicari dari X - X
S2=
varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat
N
= banyaknya subjek pengikut tes
Berdasarka
table di atas perhitungan sebagai berikut:
NAMA
|
1,3,5,7,9
|
2,4,6,8,10
|
|
GANJIL
|
GENAP
|
TATI
|
3
|
5
|
YOYO
|
2
|
3
|
OKTAF
|
1
|
3
|
WENDI
|
3
|
2
|
DINA
|
5
|
1
|
PAUL
|
3
|
1
|
SUSI
|
5
|
2
|
HELEN
|
3
|
5
|
Di
masukan kedalam rumus :
=
1,859
=1,937
= 2,36
)
= -2(1 – 1,609)
= -1,218
3)
Penggunaan
Rumus Rulon
Rumus
Dimana
= variasi beda
d = defference yang membedakan antara skor
belahan pertama (awal) dan kedua (akhir)
|
1,2,3,4,5
|
6,7,8,9,10
|
d
|
|
AWAL
|
AKHIR
|
|
TATI
|
3
|
5
|
-2
|
YOYO
|
2
|
3
|
-1
|
OKTAF
|
1
|
3
|
-2
|
WENDI
|
3
|
2
|
1
|
DINA
|
5
|
1
|
4
|
PAUL
|
3
|
1
|
2
|
SUSI
|
5
|
2
|
3
|
HELEN
|
3
|
5
|
-3
|
Dengan
kalkulator diketahui:
∑d = 3
∑
= 5,234
Di rumuskan rolun
Dari
perhitungan Flanegan maupun Rulon ternyata hasilnya sama, keduanya lebih besar
dari 1. Secara teoritik koefisien ini salah tetapi karena pembulatan dalam
perhitungan, hasil seperti ini dapat saja terjadi.
4)
Penggunaan
Rumus K-R. 20
Rumus :
P = proporsi subjek yang menjawab item dengan
benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan
benar (q= 1-p)
= jumlah hasil perkalian antara p
dan q
= banyak item
S = Standar deviasi dari te
NAMA
|
nomor item
|
SKOR
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
TOTAL
|
TATI
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
8
|
YOYO
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
5
|
OKTAF
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
4
|
WENDI
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
5
|
DINA
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
6
|
PAUL
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
4
|
SUSI
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
7
|
HELEN
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
835
|
|
2
|
5
|
4
|
7
|
10
|
4
|
3
|
35
|
p
|
0,2
|
0,5
|
0,4
|
0,7
|
1
|
0,4
|
0,3
|
|
q
|
0,8
|
0,5
|
0,6
|
0,3
|
0
|
0,6
|
0,7
|
|
pq
|
0,16
|
0,25
|
0,24
|
0,21
|
0
|
0,24
|
0,21
|
1,31
|
=
= 0,342
5) Penggunaan
Rumus K-R. 21
6) Penggunaan
rumus hyot
Teknik
Pengujian Reliabilitas Hasil Belajar Bentuk Uraian
Dalalm
rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh
seorang staf pengajar telah memiliki daya reliabilitas yang tinggi ataukah
belum, pada- umumnya orang menggunakan sebuah rumus yang dikenal dengan nama
Cronbach’s Alpha atau Koefisien Alpha.
Menilai
soal bentuk uraian berbeda dengan tes bentuk obyektif, yaitu soal yang terdiri
dari butir-butir soal yang terdiri dari butir-butir soal yang dinilai hanya
benar atau salah. Tes bentuk uraian menghendaki gradulasi, misalnya untuk penilaian
butir soal nomer1, nilai terendah 0 tertinggi 30, tetapi butir soal nomer 2
nilai tertingginya adalah 45, sementara butir soal nomer 3, nilai tertinggi 25,
dan sebagainya.
Untuk
keperluan mencari reliablitas soal keseluruhan perlu juga dilakukan analisis
butir soal seperti halnya soal bentuk obyektif. Skor untuk masing-masing butir
soal dicantumkan pada kolom item. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha.
Adapun rumus alpha dimaksud adalah:
K ΣSDb2
a = ( ) ( 1
-- )
K -
1
SDt2
Selanjutnya
dalam pemberian interprestasi terhadap koefisien reliaBilitas tes (r11) pada
umumnya digunakan patokan sebagai sebagai berikut:
Apabila
r11≥0,07 berati tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan
telah memiliki reliabilitas yang tinggi.
Apabila
r11<0,07 berati tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya belum
dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat
dapat disimpulkan bahwa :
1. Reliabilitas tes marupakan suatu
alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang
hasilnya menunjukan keajegan.
2. Secara umum, ada 3 hal yang
mempengaruhi hasil tes yaitu
a)
Hal
yang beruhubungan dengan tes itu sendiri (panjang tes dan kualitas tiap butir
soalnya)
b)
Hal
yang berhubungan dengan tercoba (testee)
c)
Hal
yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes -
3. Ada tiga pendekatan dalam
mengestimasi relibilitas alat ukur itu, yaitu metode bentuk paralel, metode tes
ulang dan metode belah dua. -
4. Kelemahan kedua metode bentuk
paralel dan metode tes ulang, diatasi dengan metode belah dua, karena pengets hanya
menggunakan satu tes dan dilakukan satu kali saja.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Reliabilitas Tes Hasil Belajar Obyektif
a.
Konstruksi
item yang tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai daya pembeda
yang kuat.
b.
Panjang/pendeknya
suatu instrument.
c.
Evaluasi
yang surjektif akan menurunkan reliabilitas.
d.
Ketidaktepatan
waktu yang diberikan.
e.
Kemampuan
yang ada dalam kelompok.
f.
Luas/tidaknya
sampel yang diambil
6. Cara Mencari Reliabilitas
a)
Bentuk
Paralel
b)
Metode
tes ulang
c)
Metode
belah dua
DAFTAR
PUSTAKA
·
Arikunto,
Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi
Aksara.
·
Arifi, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
·
Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi
Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta
·
http://mshol.blogspot.com/2010_03_01_archive.html/30/10/2011/09:26
·
http://emka.web.id/makalah/pengembangan-fitur-analisis-butir-soal-tes-pada-perangkat-lunak-moodle/ 30/10/2011/09:26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar