BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang
kepribadian, akan tetapi dalam pembahasan makalah ini hanya akan membahas
mengenai teori kepribadian Humanistic, Maslow, Dan Kelly. Dalam pandangan
Humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta
mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Aliran Humanistik menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan
potensi manusia, disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sebagai
ilmu tentang manusia. Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang
terpadu dan terorganisasi. Kelly meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif
dan kebenaran yang mutlak absolut.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan Teori
Kepribadian Humanistik, dan Tokohnya?
- Apa pengertian Teori
Kepribadian menurut Abraham Maslow?
- Apa pengertian Teori
Kepribadian Kognitif George A. Kelly?
C. Tujuan Masalah
- Mengetahui yang dimaksud dengan
Teori Kepribadian Humanistik dan Tokohnya
- Mengetahui pengertian Teori
Kepribadian Abraham Maslow
- Mengetahui pengertian Teori
Kepribadian Kognitif George A. Kelly
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Humanistik
Teori humanistik berkembang sejak tahun 1950-an sebagai teori yang
menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan
humanistik terhadap sua tyeori ini, adalah bahwa kedua-duanya bersifat “dehumanizing”
(melecehkan nilai-nilai manusia). Teori freud di kritik, karena memandang
tingkah laku manusia didominasi atau ditentukan oleh dorongan yang bersifat
primitif, dan animalistik (hewani). Sementara behavioristik dikritik,
karena teori ini terlalu asyik denagn penelitiannya terhadap binatang, dan
memganalisis kepribadian secara pragmentaris. Kedua teori ini dikritik, karena
memandang manusia sebagai bidak atau pion yang tak berdya dikontrololeh
lingkungan dan masa lalu, dan sedikit
sekali kemampuan untuk mengarahkan diri.
Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga)
dalam psikologi, dan merupakan alternatif dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanlisis dan
behavioristik). Kekuatan ketiga ini disebut humanistik karena memiliki minat
yang eksklusif terhadaf terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat
diartikan sebagai “Orientasi eoritis yang menekankan kualitas manusia
yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan
potensi untuk mengembangkan dirinya.
Para ahli teori humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap
hakikat manusia. Mereka meyakini bahwa:
1. Manusia memeiliki dorongan bawaan untuk
mengembangkan diri;
2.
Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah
lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh
lingkunagn;
3. Manusia adalah mahluk rasional dan sadar, tidak
dikuasai oleh ketidak sadaran, kebutuhan irasional, dan konflik.
Para ahli teori ini juga berpendapat bahwa pandangan manusia tentangdunia
bersifat subjektiflebih penting dari realitas objektif. Jika anda berfikir
bahwa anda bersifat sederhana (homely), cerdas (bright), atau
pandai bergaul (sociable), maka keyakinan-keyakinan ini akan lebih
mempengaruhi tingkah laku anda daripada realitas aktual tentang ketiga sifat
tersebut.
Diantara para ahli humanisti yang dipandang paling berpengaruh adalah
Carl R, Rogers dan Abraham Maslow.
B.
Uraian Materi
1. Teori “Person Centered” Rogers
Rogeres adalah seorng peletak dasar dari gerakan potensi manusia, yang
menekankan perkembangan pribadi melalui latihan sensitivitas, kelopok
pertemuan, dan latihan lainnya yang ditujukan untuk membantu orang agar
memiliki pribadi yang sehat. Dia membangun teorinya berdasarkan peraktik
interaksi terapeutik dengan para pasiannya. Karena dia menekannkan teorinya
kepada pandangan subjektif seseorang, maka teorinya dinamakan “Person
Centered theory”.
a. Konstruk (Aspek-aspek) kepribadian.
Rogers
mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu: organisme dan self
1. Organisme
Organisme yaitu mahluk fisik (physical creature) dengan semua
fungsi-fungsinya, baik fisik maupun psikis. Organisme ini juga merupakan
locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi
seseorang tentang peristiwa-peristiwa yang yang terjadi dalam diri sendiri dan
juga di dunia luar (external world). Totalitas pengalaman, baik yang
disadari maupun tidak disadari membangun medan fenomenal (phenomenal field).
Medan fenomena seseorang tidak diketahui oleh orang lain, kecuali melalui
inferensi empatik, itu pun tidak pernah diketahui secara sempurna. Hal ini
menunjukan bahwa perilaku itu bukan fungsi (pengaruh) dari realitas eksternal,
atau stimulus lingkungan, tetapi realitas subjektif atau medan fenomenal.
2. Self
Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian rogers, yang dewasa
ini dikenal dengan “self concep’ ( konsep diri). Rogers mengartikannya
sebagai “persepsi tentang karakteristi ‘I’ atau ‘ME’ dan persepsi tentang
hubungan ‘i’ atau ‘me’ dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan,
termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut’. Disrtikan juga
sebagai “keyakinan tentang kenyataan, keunikan dan kualitas tingkah laku diri
sendiri”. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri sendiri, seperti
“saya cantik”, “saya seorang pekerja yang jujur”, dan” saya seorang pelajar
yang rajin”.
Hubungan natar “self concept” dengan organisme (actual experience)
terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu “coungruence” atau “
incongruence”. Kedu kemungkinan hubungan ini menetukan perkembangan
kematangan, penyesuaian (adjustment), dan kesehatan mental (mental healtah).
Apabila anatar “self concept” dengan organisme terjadi kecocokan
maka hubungan itu disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidak
cocokan) maka hubungan itu disebut inkongruen. Contoh yang inkongruen: anda
mungkin meyakini bahwa secara akademis anda seorang yang cerdas (self
concept), namun ternyata nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme
atau pengalaman nyata).
Suasana inkongruen menyebabkan seseorang mengalami sakit mental (mental
illness), seperti merasa terancam, cemas, berprilaku defensif, dan berpikir
yang kakau atau picik. Sedangkan kongruensi mengembangkan kesehatan mental atau
penyesuaian psikologis. Ciri orang yang sehat psikologisnya adalah sebagai
berikut:
1. Dia mampu memperseoi dirinya, orang lain, dan
berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya secara objektif.
2.
Dia terbuka terhadap semua pengalaman karena tidak mengancam konsep
dirinya.
3.
Dia mampu menggunakan semua pengalaman.
4. Dia mampu mengembangkan dirinya ke arah aktualisai
diri, “global of becoming”, atau “fully functionong person”.
Faktor-faktor
yang diyakini mempengaruhi anak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor
eksternal, terutama lingkungan keluarga: kondisi kesehatan, status sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, iklim intelektual, dan ionteraksi sosial: dan
b. Faktor internal: self-insight (understanding), self
accept, tance atau self responsibility.
Pada dekade terakhir, William Kell, salah seorang murid rogers
menggunakan pendekatan rogers dalam meneliti tingkah laku anak-anak yang
menyimpang ( delinquent children). Hasilnya menunjukan bhawa yang menjdi
faktor penentu secara signifikan ternyat bukan faktor lingkungan keluarga atau
interaksi sosial, tetapi faktor “self insight”. Temuan ini lebih di
perkokoh oleh temuan Helen Mc Nheil yang melakukan study atau penelitian
reflikasi kepada subjek yang berbeda.
B .Dinamika kepribadian
Rogers meyakini bahwa manusia dimotivasi oleh kecenderungan atau
kebutuhan untuk mengaktualisasikan, memelihara, dan meningkatkan dirinya.
Kebutuhan ini bersifat bawaan sebagai dasar kebutuhan jiwa manusia, yang
meliputi kebutuhan fisik dan psikis. Sebenarnya manusia memiliki
kebutuhan-kebutuhan lainnya namun itu semua tunduk kepada kebutuhan yang satu
ini. Kebutuhan lainnya itu adalah “positive regard of others” dan “self
regard”. Kedua kebutuhan ini bersifat dipelajari mulai usia dini, yaitu
ketika bayi mendapat curahan cinta kasih, perawatan, dan” possitive regard”
(penghargaan yang positif) dari orang lain (terutama orang tua).
Dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan fisik seperti makan dan minum,
serta mempertahankan organisme dari serangan luar, mak motif aktualisasi diri
memelihara organisme agar tetap survive. Disamping itu juga motif aktualisasi
ini berfungsi untuk mendorong perkembangan manusia melalui diferensiasi
organ-organ fisik, perkembanga fungsi-fungsi psikis, dan pertumbuhan seksual
masa remaja.
C.
Perkembangan Kepribadian
Rogers (Yusuf Syamsu, 2007:147) tidak mengemukakan tahapan (stages)
dalam perkembangan kepribadian. Dia lebih tertarik kepada cara-cara orang lain
(orang tua) menilai anak, atau sikap dan perlakuan orang tua (terutama ibu)
terhadap anak. Jika orang tua tidak mencurahkan “positive regard” (penerimaan,
dan cinta kasih) bahkan menampilkan sikap penolakan terhadap anak, maka
kecenderungan bawaan anak untuk mengaktualisasikan dirinya menjadi terhambat.
Anak mempersepsi penolakan orang tua terhadap tingkah lakunya sebagai penolakan
terhadap perkembangan “self concept” nya yang baru. Apabila hal itu
sering terjadi, anak akan mogok untuk berusaha menngaktualisasikan dirinya.
Secara ideal, anak mendapat kasih sayang dan penerimaan yang cukup pada
setiap saat dari orang lain (orang tua). Kondisi ini disebut ‘uncoditional
positive regard”. Kondisi ini mengimlikasikan bahwa cinta kasih ibu kepada anak
tidak diberikan secara konditional, tetapi secara bebas dan penuh.
Secara gradual atau berangsur-angsur “positive regard” akan
menjadi lebih mempribadi daripada yang berasal dari orang lain. Kondisi ini
oleh Rogers dinamakan “positive self regard” . kondisi ini menjadi
sekuat kebutuhan seseorang akan “positive regard” dari orang lain yang
mungkin dapat dipuaskan dalam cara yang sama. Contoh: seorang anak yang
mendapat peghargaan dari ibunya dengan cinta kasih, dan penerimaan ketika dia
menjadi periang dapat menghasilkan “positive self regard” kapan saja dia berprilaku menjadi periang.
Dengan demikian anak mulai menghargai dirinya sendiri.
Standar pertimbangan eksternal (dari orang tua ) untuk menghargai atau
menolaksuatu perilaku menjadi mempribadi pada diri anak, sehingga dia akan
menghukum dirinya apabila dia melakukan sesuatu yang orang tua pun
menghukumnya. Anak menginternalisasi norma atau standar orang tua dalam
mempertimbangkan apakah dirinya berharga tau tidak berharga, baik atau buruk .
Apabila orang tua mengembangkan kondisi yang tidak menghargai anak, maka anak
akan terhambat untuk mengembangkan aktualisasi dirinya.
Anak yang dikembangkan dalam suasana yang “unconditional
positive regard” akan mampu mengembangkan aktualisasi dirinya atau menjadi
orang yang berfungsi penuh (fully functioning person). Menurut Rogers “fully
functioning person” ini merupakan tujuan dari perkembangan seseorang. Orang
yang telah mencapai “fully functioning person” ini memilki karakteristik
pribadi sebagai berikut (Yusuf Syamsu, 2007:148) :
- Mem iliki
kesadaran akan semua pengalaman. Tidak ada pengalaman yang ditolak,
semuanya disaring melalui self. Bersikap terbuka baik terhadap perasaan
yang positif (seperti keteguhan dan kelembutan hati), dan perasaan yang
negatif (seperti rasa takut dan sakit).
- Mengalami
kehidupan secara penuh dan pantas pada setiap saat. Berpartisipasi dalam
kehidupan bukan sebagai pengamat.
- Memilki
rasa percaya kepada dirinya sendiri, seperti dalam mereaksi atau merespon
sesuatu. Dalam arti, dia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
sendiri berdasarkan data pengalaman yang diperoleh.
- Memiliki
perasaan bebas untuk memilih tanpa hambatan apapun. Dia memahami bahwa
masa depannya bergantung pada kegiatan atau aktivitasnya sendiri, bukan
ditentukan oleh orang lain atau masa lalu.
- Menajalani
kehidupan secara konstruktif dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi
di lingkungan, serta berpikir kreatif.
D.
Riwayat Hidup Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada
tanggal 1 April1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan
orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia
dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya.
Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam
lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa
terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh
di perpustakaan di antara buku-buku. Ia awalnya berkuliah hukum, namunpada
akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas
Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya
yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu dengan
mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow.Ia memperoleh gelar bachelor
pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow
kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih
mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu
AlfredAdler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. Pada tahun 1937-1951,
Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College.
Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth
Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt
psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua
orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami
perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis
dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari
gagasan-gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut
khususnya mencakup hirarki kebutuhan, berbagai macam
kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari
pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang
terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia
dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan
behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951
hingga 1969, danmenjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di
sinilah iabertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi
dirikepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga
mulaimengembangkan konsep psikologi humanistik. Ia menghabiskan masa
pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan
jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967,Asosiasi Humanis Amerika
menganugerahkan gelar Humanist of the Year.
E.
HOLISME DAN HUMANISME
Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits
karena teori itu menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan
kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow menjadi unik. Pada mulanya dia
adalah pengikut setia John Watson, sehingga dapat dimasukkan kedalam kelompok
behavioris. Namun kemudian menyadari bahwa behaviorisme dan psikoanalisis yang
mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang dan orang neorotik, tidak
berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan. Abraham Maslow akhirnya
menjadi orang pertama yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan
ketiga dalam psikologi (kekuatan pertama: psikoanalisis, dan kekuatan kedua:
behaviorisme)
a)
HUMANISME
Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat
dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme
menentang pesimisme dan keputus-asaan pandangan psikoanalitik dan konsep
kehidupan "robot" pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa
manusia memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif,
dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan
menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua,
sekolah, dan tekanan sosial lainnya. Pandangan humanisme dalam kepribadian
menekankan hal-hal berikut :
1.
Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku
sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian/ komponen yang
berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu
kesatuan, dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain.
Hukum yang berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang
mestinya ditemukan agar dapat difahami berfungsinya tiap komponen.
Pandangan
holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah ;
·
Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi,
konsistensi, dan koherensi (unity, integration, consistency, dan
coherence). Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti
patologik.
·
Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya,
tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan
berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
·
Organisme memiliki satu drive yang berkuasa yakni
aktualisasi diri (self actualization). Orang berjuang tanpa henti
(continous) untuk merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah
manapun yang terbuka baginya.
·
Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal
bersifat minimal. Potensi organisme, jika bisa terkuak dilingkungan
yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
·
Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih
berguna daripada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi
psikologis yang diisolir.
2.
Menolak Riset Binatang
Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara tingkah
laku manusia dengan tingkah laku binatang. Riset binatang memandang manusia
sebagai mesin dan mata rantai refleks-kondisioning, mengabaikan karateristik
manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu,
dosa, serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut
Maslow, behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisme.
3.
Manusia Pada Dasarnya Baik, Bukan Setan
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologi yang
analog dengan struktur fisik: mereka memiliki "kebutuhan, kemampuan, dan
kecenderungan yang sifat dasarnya genetik." Beberapa sifat menjadi ciri
umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik individual. Kebutuhan,
kemampuan dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling
tidak sesuatu yang netral, itu bukan setan. Pandangan Maslow ini menjadi
pembaharuan terhadap pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu
buruk atau antisosial (misalnya, apa yang disebut dosa warisan oleh ahli
agamadan konsep id dari Freud). Sifat setan yang jahat, destruktif dan
kekerasan adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar,
dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial
untuk berkembang positif.
4.
Potensi Kreatif
Kreatifitas merupakan ciri universal manusia, sejak
dilahirkan. Itu adalah sifat alami, sama dengan sifat biji yang menumbuhkan
daun, burung yang terbang, maka manusia kreatif. Kreativitas adalah potensi
semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Sayangnya,
umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses pembudayaan
(enculturated). Termasuk didalamnya pendidikan formal, yang memasung
kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya. Hanya
sedikit orang yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yang segar, naif,
dan langsung, dalam memandang segala sesuatu.
5.
Menekankan Kesehatan Psikologik
Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada
manuasia sehat, kreatif dan mampu mengaktualisasi diri. Maslow berpendapat
psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi atau penyimpangan dari
hakikat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang
memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang
menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakikat alami.
Karena itu, Psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi
dirinya dan berkembang sepanjang lintasan yang diatur oleh alam didalam
dirinya. Teori psikoanalisis tidak komprehensif karena didasarkan pada tingkah
laku abnormal atau tingkah laku sakit. Maslow berpendapat bahwa penelitian
terhadap orang lumpuh dan neorotik hanya akan menghasilkan psikologi
"lumpuh" karena itu dia justru meneliti orang yang berhasil
merealisasikan potensi secara utuh, memiliki aktualisasi diri, memakai dan mengeksploitasi
sepenuhnya bakat, kapasitas dan potensinya. Objek penelitiannya adalah
orang-orang yang terkenal, tokoh-tokoh idola yang kreativitas dan aktualisasi
dirinya mendapat pengakuan dari masyarakat luas, misalnya: Eleanor Roosevelt,
Albert Einstein, Walt Whiteman, dan Ludwig Bethoven.
F.
MOTIVASI : TEORI HIRARKI KEBUTUHAN
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi
kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang.
setiap. jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya kalau jenjang sebelumnya telah
(relatif) terpuaskan. Hubungan Antar Kebutuhan Jenjang motivasi bersifat
mengikat, maksudnya; kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif
terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya
lebih tinggi. Jadi, kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum
muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebuutuhan fisiologis dan rasa aman
terpuaskan, baru muncul kebutuhan kasih sayang, begitu seterusnya sampai
kebutuhan dasar terpuaskan, -baru akan muncul kebutuhan meta.
a.
Kebutuhuan Rendah versus Kebutuhan Tinggi
Pada umumnya kebutuhan yang lebih mempunyai kekuatan atau
kecenderungan yang lebih untuk di prioritaskan.
Perbandingan
antara kebutuhan-kebutuhan itu dipostulatkan oleh Moskow sebagai berikut :
- Kebutuhan meta muncul
belakangan dalam evolusi perkembangan manusia. Semua makhluk hidup
membutuhkan makan dan minum tetapi hanya manusia yang memiliki aktualisasi
diri, mengetahui dan memahami.
- Kebutuhan yang lebih tinggi
muncul belakangan dalam perkembangan individu. Aktualisasi diri mungkin
baru akan muncul pada usia pertengahan. Bayi hanya memiliki kebutuhan
fisiologis dan keamanan dan pada masa adolesen muncul belonging, cinta dan
esteem.
- Kebutuhan yang semakin lebih
tinggi, semakin kurang kaitannya dengan usaha mempertahankan kehidupan,
perolehan kepuasannya bisa ditunda semakin lama. Gagal memuaskan kebutuhan
yang lebih tinggi tidak mengakibatkan keadaan darurat atau reaksi krisis
seperti pada kegagalan memuaskan kebetuhan yang lebih rendah.
- Kebutuhan meta memberi
sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk
kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi
biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta disebut juga
kebutuhan berkembang atau kebutuhan menjadi (growth need or being need).
- Kebutuhan yang lebih rendah
hanya menghasilkan kepuasan biologis, sedang kebutuhan yang lebbih tinggi
memberi keuntungan biologis dan psikologis karena menghasilkan kebahagiaan
yang mendalam, kedamaian jiwa, dan keutuhan kehidupan batin.
- Kepuasan pada kebutuhan yang
lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks
dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya, usaha
memporoleh aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua kebutuhan sebelumnya
telah dipuaskan dan melibatkan tingkah laku dan tujuan yang lebih rumit
dan canggih dibanding usaha mendapat makanan.
- Kepuasan pada kebutuhan yang
lebih tinggi memerlukan kondisi eksternal-sosial, ekonomi, politik- yang
lebih baik dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya
aktualisasi diri memerlukan kebebasan ekspresi dan memperoleh peluang
dibanding kebutuhan rasa aman.
·
Kebutuhan Dasar 1: Kebutuhan Fisiologis
Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (usaha
menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam,
serta kebutuhan istirahat dan seks. Bisa terjadi kebutuhan fisiologis harus
dipuaskan oleh pemuas yang seharusnya tetapi ada juga kebutuhan yang dapat
dipuaskan dengan pemuas yang lain.
·
Kebutuhan Dasar 2: Kebutuhan Keamanan (Safety)
Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul
kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas,
kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya
adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah
pertahanan hidup jangka pendek, sedangkan keamanan adalah pertahanan hidup
jangka panjang.
Kebutuhan
keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk menangis dan berteriak ketakutan
karena perlakuan yang kasar. Pengasuhan yang bebas tidak mengenakan
batasan-batasan, misalnya tidak mengatur interval kapan bayi tidur dan kapan
makan, akan membuat bayi bingung dan takut, bayi tidak terpuaskan kebutuhan
keamanan dan keselamatannya.
Menurut Maslow gejala neurotik obsesif –kompulsif banyak
dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan keamanan. Misalnya orang
berulang-ulang meneliti pintunya sudah terkunci atau belum.
·
Kebutuhan Dasar 3: Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging
dan Love)
Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamanan relatif
terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau dari kelompok social dan cinta menjadi
tujuan yang dominan. Maslow menolak pandangan Freud bahwa cinta adalah
sublimasi dari insting seks. Menurutnya, cinta tidak sinonim dengan seks, cinta
adalah hubungan sehat antara sepasang manusia yang melibatkan perasaan saling
menghargai, menghormati, dan mempercayai.
Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-love
dan Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-love; orang
yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau
seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. D-love adalah cinta
yang mementingkan diri sendiri, lebih memperoleh daripada memberi. B-love di
dasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan
memanfaatkan orang itu. Menurut Maslow, kegagalan memenuhi kebutuhan dimiliki
dan cinta menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi.
·
Kebutuhan Dasar 4: Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)
Manakala kebutuhan dimiliki dan cinta telah relatif
terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua
jenis harga diri:
1.
Menghargai diri sendiri (self respect): orang membutuhkan
pengetahuan tentang dirinya sendiri bahwa dirinya berharga, mampu menguasai
tugas dan tantangan hidup.
2.
Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others):
orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik oleh
orang lain.
Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya
diperoleh berdasarkan penghargaan diri kepada diri sendiri.
·
Kebutuhan Meta: Kebutuhan Aktualisasi Diri
Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah
kebutuhan meta, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara
maksimal seluruh bakat-kemampuan-potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan
untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri untuk menjadi apa saja yang
dia dapat melakukannya dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak
prestasi potensinya.
Empat kebutuhan dasar adalah kebutuhan karena kekurangan
atau D-need (deficiency need), sedangkan kebutuhan meta adalah kebutuhan karena
ingin berkembang-ingin berubah, ingin mengalami trasformasi menjadi lebih
bermakna atau B-need (being need). Menurut Maslow kebutuhan dasar berisi
kebutuhan konatif sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan estetik dan
kebutuhan kognitif.
·
Kebutuhan Neurotik
Kepuasan kebutuhan hirarkis ( konatif ,estetis , kognetif )
menjadi dasar dari kesehatan fisik dan psikis seseorang, dan frustasi karena
kegagalan memperoleh kepuasan akan menimbulkan gangguan ,
penyakit pada saraf tertentu . Maslow mengemukakan,
manusia masih mempunyai satu kebutuhan, yakni kebutuhan neurotic, yang bekerja
terpisah dari tiga kebutuhan itu . Frustasi karena kebutuhan
hirarkis tidak terpenuhi, dalam keadaan yang ekstrim dan berjangka lama dapat
berubah menjadi kebutuhan neurotik. Sesudah berubah wujud menjadi
kebutuhan neuritik, kebutuhan ini membuat system sendiri yang terpisah dari sisten
kebutuhan yang sehat. Kebutuhan neurotic membuat orang mengalami
stagnan atau patologis tidak peduli apakah kebutuhan itu terpenuhi atau tidak
terpenuhi.
Kebutuhan neurotik bersifat nonproduktif, mengembangkan gaya
hidup yang tidak sehat, gaya hidup yang tidak memiliki nilai dalam kaitan
dengan perjuangan mencapai aktualisasi diri, gaya hidup reaktif, berperan
sebagai kompensasi dari kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Orang yang
kebutuhan keamanannya tidak terpuaskan, mungkin mengembangkan keinginan yang
kuat untuk menimbun uang dan harta benda. Dorongan menimbun semacam
itu adalah dorongan neurotik, tidak berharga sebagai motivator menuju kesehatan
jiwa .
·
Mencapai Aktualisasi diri
Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi
dari suatu hirarki kebutuhan, namun juga dapat di pandang sebagai tujuan
final,tujuan ideal dari kehidupan manusia. Konsep tujuan hidup motivator ini
mirip dengan konsep arsetif-self dari jung, kekuatan-kreatif-self dari adler,
ataupun realisasi dari horney. Menurut Maslow , tujuan aktualisasi
diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir.
Kebutuhan neurotik merupakan perkembangan kebutuhan yang
menyimpang dari jalur alami. Menurut Maslow penolakan,frustasi,dan penyimpangan
dari perkembangan hakekat alami akan menimbulkan psikopatologi. Dalam pandangan
ini,apa yang baik adalah semua yang mendekat ke aktualisasi diri, dan yang
buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau
menolak aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan. Karena itu
psikoterapi adalah usia mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan
perkembangan sepanjang lintasan yang diatur alam di dalam dirinya.
·
Pengembangan diri
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena mereka takut
menyadari kelemahan dirinya sendiri. Maslow mengemukakan dua jalur untuk
mencapai aktualisasi diri , yaitu: 1. jalur
belajar (mengembangkan diri secara optimal pada semua tingkat kebutuhan
hirarkis) , dan 2. Jalur pengalaman puncak.
Ada delapan model tingkahlaku yang harus di pelajari dan
dilakukan agar orang dapat mencapai aktualisasi diri melalui jalur
belajar-pengembangan diri,sebagai berikut:
v Alami sesuatu dengan utuh , gambling,
tanpa pamrih.
v Hidup adalah perjalanan proses
memilih antara keamanan(jauh dari rasa sakit dan kebutuhan bertahan)
dengan resiko (demi kemajuan dan pengembangan).
v Biarkan self tegak.
v Apabila ragu, jujurlah.
v dengar dengan seleramu
sendiri,bersiaplah untuk tidak popular.
v Gunakan kecerdasanmu ,kerjakan sebaik mungkin
apa yang ingin kamu kerjakan, apakah itu latihan jaru diatas tuas piano,
mengingat setiap tulang-otot-hormon, atau belajar
bagaimana memelitur kayu sehingga menjadi halus seperti sutra.
v Buatlah pengalaman puncak (peak
experience ) seperti terjadi, buang ilusi, dan pandangan salah, pelajari apa
yang kamu tidak bagus dan kamu tidak potensial.
v Temukan siapa dirimu ,apa
pekerjaanmu,apa yang kamu senangi dan apa yang tidak kamu senangi ,apa yang
baik dan buruk bagimu,kemana kamu pergi,apa misimu.
·
Pengalaman Puncak (Peak Experience )
Maslow menemukan dalam penelitiannya bahwa banyak orang yang
mencapai aktualisasi diri ternyata mengalami pengalaman puncak: suatu
pengalaman mistik mengenai perasaan dan sensasi yang mendalam ,
psikologik dan fisiologik. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami
ekstasi-keajaiban-terpesona-kebahagiaan yang luar biasa ,seperti pengalaman
keilahian yang mendalam, dimana saat itu diri seperti hilang atau mengalami transendesi.
Maslow menerima gambaran pengalaman puncak yang disusun oleh William james,
sebagai berikut:
1. Tak
terlukiskan ( ineffability) : subjek sesudah mengalami pengalaman puncak segera
mengatakan bahwa itu adalah ekspresi keajaiban, yang tidak dapat digambarkan
dengan kata-kata, yang dapat di jelaskan kepada orang lain.
2. Kualits
kebenaran intelektual (neotic quality) : pengalaman puncak adalah
pengalaman menemukan kebenaran dari hakekat intelektual.
3. Waktunya
pendek(transiency) : keadaan mistis tidak bertahan lama. Umumnya hanya
berlangsung 30 menit atau paling lama satu atau dua jam ( jarang sekali ada
yang berlangsung lebih lama), pengalaman itu menjadi kabur dan orang kembali ke
dunianya sehari-hari.
4. Pasif
(passivity) : orang yang mengalami pengalaman mistis merasa kemauan dirinya
tergusur ( abeyance), dan terkadang dia merasa terperangkap dan dikuasai oleh
kekuatan yang sangat besar.
Pada mulanya Maslow berpendapat bahwa pengalaman puncak ini
hanya dapat dialami oleh orang-orang tertentu saja, khususnya mereka yang sudah
mencapai aktualisasi diri akan mengalaminya secara teratur
berkali-kali. Pengaruh pengalaman puncak berjangka lama-tidak mudah
hilang(lasting), antara lain:
1. Hilangnya
simptom neurotik.
2. Kecenderungan
meihat diri sendiri lebih sehat.
3. Perubahan
pandangan mengenai orang lain dan hubungan dirinya dengan mereka.
4. Perubahan
pandangan diri mengenai dunia.
5. Munculnya
kreativitas,spontanitas,dan kemampuan mengekspresikan diri.
6. Kecenderungan
mengingat pengalaman puncak itu dan berusaha mengulanginya.
7. Kecenderungan
melihat kehidupan secara umum sebagai hal yang lebih berharga.
Dapat disimpulkan aktualisasi diri yang dicapai melalui
pengalaman puncak membuat orang lebih religius,mistikal,sholeh,dan indah
(poetical) dibandingkan dengan aktualisasi yang diperoleh melalui pengembangan
diri (yang lebih praktis, membumi, terikat dengan urusan keduniaan). Namun
secara umum orang mencapai aktualisasi diri mempunyai cirri-ciri sebagai
berikut:
1.Orentasinya
realistic,memandang realitas secara efesien.
2.
Menerima diri, orang lain, dan alam sekitar apa adanya.
3.
Spontan,alami,sederhana.
4.
Lebih memperhatikan masalah (problem –centered) alih-alih mempehatikan
diri sendiri (self-centered).
5. Berpendirian
kuat dan membutuhkan privacy.
6. Otonom
dan bebas dari kultur lingkungan.
7. Memahami
orang dan sesuatu secara segar dan tidak stereotip.
8. Memiliki
pengalaman mistikal atau spiritual, walaupun tidak harus religious.
9. Mengenal
harkat kemanusiaan, memiliki minat social (gemeinschaft).
10.Cenderung
memiliki hubungan akrab dengan sedikit orang tercinta alih-alih hubungan
renggang dengan banyak orang.
11.
Memiliki nilai dan sikap demokratis.
12.
Tidak mengacaukan sarana dengan tujuan .
13.
Rasa humornya filosofik, tidak berlebihan.
14. Sangat
kreatif.
15. Menolak
bersetuju dengan kultur .
16.
Luluh dengan lingkungan alih-alih sekedar menanganinya.
G.
Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian
yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara
penuh (self-actuaizing person). Dia
mengungkapkan teori motivasi bagi self-actulizing
person dengan nama metamotivation. Meta-needs, B-motivation. Atau
being values (kebutuhan untk berkembang.
Dalam kaitannya dengan peran lingkungan,
khususnya di sekolah dalam mengembangkan self-actualization, Maslow
mengemukakan beberapa upaya yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah (dalam hal
ini guru-guru) yaitu sebagai berikut :
- membantu siswa menemukan
identitasnya (jati dirinya) sendiri
- Membantu siswa untuk
mengeksplorasi pekerjaan
- Membantu siswa untuk memehami
keterbatasan (nasib) dirinya
- Membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman tentang nilai-nilai
- Membantu siswa agar memahami
bahwa hidup ini berharga
- Mendorng siswa agar mencapai
pengalaman puncak dalam kehidupannya
- Memfasilitasi siswa agar dapat
memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
H.
Biografi George Kelly
George Alexander Kelly lahir
28 April 1905, disebuha pertanian dekat Pert, Kansas, sebuah kota kecil yang
hapir tak berpenghuni. George adalah putra tunggal pasangan Elfleda M. Kelly
yang awalnya guru sekolah, dan Theodore V. Kelly, seorang pendeta Presbyterian.
Sewaktu Kelly lahir, ayahnya berhenti dari pekerjaannya sebagai pendeta agar
bisa menjadi petani di Kansas.
Saat Kelly berusia 4 tahun,
keluarganya pindah ke Colorado timur, dimana ayahnya membuka lahan kosong
sebagai milik mereka. Saat di Colorado Kelly masuk sekolah dengan tidak
teratur, lebih sering tidak hadir daripada hari, hanya satu dua kali dalam
beberapa minggu.
Kurangya sumber air
membuat keluarga Kelly kembali lagi ke Kansas, dimana Kelly masuk ke
empat SMA yang berbeda selama empat tahun. Pada usia 13 tahun orangtuanya
memutuskan untuk memindahkan Kelly ke Wichita. Sejak Lulus SMA, dia meghabiskan
waktu tiga tahun di Friends University di Wichita dan satu tahun di Park
College di Parkville, Missouri.
Kelly adalah pribadi
dengan banyak minat yang beragam. Gelar sarjananya diperoleh di bidang fisika
dan matematika dari College Park pada tahun 1926, diikuti dengan gelar master
dalam sosiologi dari University of Kansas. Pindah ke Minnesota , dia
mengajarkan berbicara di depan umum untuk organisasi buruh dan bankir dan kelas
kewarganegaraan untuk imigran.
Dia pindah ke Sheldon ,
Iowa , tempat ia mengajar dan melatih drama di sebuah perguruan tinggi junior,
dan bertemu dengan istrinya, Gladys Thompson. Setelah pekerjaan jangka pendek,
ia menerima beasiswa untuk pergi ke University of Edinburgh, di mana ia
menerima gelar sarjana pendidikan di psikologi. Pada tahun 1931, ia menerima
gelar Ph.D dalam psikologi dari Universitas Negeri Iowa .
Kemudian, selama
depresi, ia bekerja di Fort Hays Kansas State College , di mana ia
mengembangkan teori dan teknik klinis. Selama Perang Dunia II, Kelly menjabat
sebagai psikolog penerbangan dengan Angkatan Laut, diikuti oleh bertugas di
University of Maryland selama setahun. Pada tahun 1946, dia memutuskan untuk
bergabung dengan tawaran fakultas psikologi di Ohio State University untuk
menjadi professor dan direktur klinik psikologi mereka.
Akhirnya pada tahun
1955 dia menerbitkan karyanya yang paling penting, The Psychology of
Personal Construct. Buku ini mengandung seluruh aspek teori kepribadian
Kelly, satu dari segelintir saja buku yang pernah diterbitkan semasa hidupnya.
Pada tahun 1965, ia
mulai posisi penelitian di Brandeis University , di mana Maslow sedang bekerja.
Kelly meninggal 6 Maret 1967 sebelum sempat menyelesaikan revisi teori konstrak
pribadinya.
I.
Teori kepribadian
kognitif George A. Kelly
Kelly meyakini bahwa
tidak ada kebenaran yang objektif dan kebenaran yang mutlak absolut. Fenomena
itu hanya berarti manakala dihubungkan dengan cara individu mengkonstruksi
fenomena tersebut.
1. Pandangannya tentang manusia
Aliran ini memandang manusia
sebagai berikut:
a. Manusia adalah scientist yang
mencoba untuk memprediksi dan mengontrol fenomena/tingkah laku. Konsekuensi
logis dari pandangan ini adalahsebagai berikut :
Manusia itu pada dasarnya
berorientasi ke masa depan, yaitu mencapai masa depan yang lebih baik dari masa
sekarang.
Manusia memiliki kemampuan
untuk mempresentasikan atau mengkonsep lingkungan dar pada hanya meresponnya..
b. Manusia itu bebas (free) tetapi
juga terkungkung (determined). Sistem konstruk individu dilengkapi dengan
kebebasan untuk mengambil keputusan (freedom of decision) dan keterbatasan
bertindak (limitation of action), sebab dia tidak dapat membuat pilihan di luar
alternatif-alternatif yang telah ditetapkannya.
2. Struktur kepribadian
Struktur kepribadian
manusia adalah sistem konstruknya. Konstruk merupakan cara menafsirkan
dunia/lingkungan. Konstruk merupakan konsep yang digunakan individu dalam
menafsirkan, mengkategorisasikan, dan mempetakan tingkah laku. Individu
mengantisipasi peristiwa dan menafsirkan jawabannya. Dia mengalami peristiwa
dan menafsirkannya, kemudian menempatkan struktur dan pengertian atas peristiwa
tersebut dalam mengamati peristiwa-peristiwa. Kelly mengukuhkan bahwa konstruk
itu tersusun dari dua kutub atau kombinasi persamaan-perbedaan.
Konstruk-konstruk itu
dapat dikategorikan kedalam cara yang bervariasi, yaitu sebagai beriawkut:
1.
Core (inti), konstruk
dasar dari fungsi individu
2. Peripheral
(pinggir, luar) konstruk yang dapat dirubah tanpa modifikasi mendasar, serius,
dan konstruk inti
3. Permeable
(dapat ditembus), konstruk yang terbuka, dapat menerima element-element yang
baru
4. Impermeable
(tak tembus/tertutup) konstruk ysng menolak element-element baru
5.
Verbal, konstruk yang
mempunyai simbol kata yang konsisten/ajeg
3.Proses dinamika kepribadian
Dalam proses dinamika
Kelly merumuskan suatu postulat/asumsi, bahwa “proses seseorang secara
psikologis dijembatani oleh cara, dia mengantisipasi peristiwa”. Postal
tersebut mengimplikasikan bahwa:
·
Individu
mencari/menyusun prediksi
·
Individu mengantisivasi
peristiwa
·
Individu menggapai masa
depan melalui jendela masa kini
4. Perkembangan kepribadian
Kelly menyatakan bahwa
konstruk-konstruk itu berasal/bersumber dari usaha mengkonstruksi replikasi
(jawaban-jawaban) atas peristiwa-peristiwa yang tejadi. Kelly berpendapat bahwa
perkembangan itu ditekankan kepada konstruk preverbal pada masa invancy (bayi
kanak-kanak) dan penafsiran budaya yang terlibat dalam proses harapan-harapan
yang dipelajari/dialami.
5. Psychopatology
Kelly mendefinisikan
psychopatology sebagai gangguan fungsi dalam menggunakan sistem konstruk
terhadap peristiwa-peristiwa. Gangguan (disorder) dapat diartikan sebagai
konstruk pribadi yang digunakan secara berulang-ulang karena perasaan
dendam/benci yang tidak valid. Gangguan psikologis adalah gangguan yang
melibatkan anxiety (cemas), lebih tepatnya usaha individu yang diulang untuk
membangun kembali perasaan, sehingga mampu mengantisipasi peristiwa-peristiwa.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Teori humanistik berkembang sekitar
tahun 1950-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan
behavioristik. Serangan humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa
kedua-duanya bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia). Teori
humanistic dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi,
dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan
(psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan yang ketiga ini dinamakan
humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia.
Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan kualitas
manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan
potensi untuk mengembangkan dirinya”.
Teori kepribadian humanistik ini
diajarkan oleh beberapa ahli di antaranya adalah Carl Rogers yang membagi
aspek-aspek kepribadian menjadi dua yaitu organisme dan self. Menurut Maslow kepribadian
manusia itu ditandai dengan terpenuhinya lima kebutuhan manusia yaitu :
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan memiliki,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Sedangkan George A Kelly
menganggap bahwa manusia adalah scietist yang mencoba untuk memprediksi dan
mengontrol fenomena atau tingkah laku.
B.
Saran
Setelah mempelajari teori
kepribadian humanistic ini, diharapkan agar supaya mahasiswa dapan mengetahui
dan memahami masalah-masalah yang kami bahas dalam makalah ini. Seperti
kebutuhan-kebutuhan manusia dan kepribadian humanistik menurut beberapa ahli.
Tidak hanya memahami, sebagai seorang calon konselor hendaknya mampu menerapkan
atau mengaplikasikan dalam proses kehidupan pribadi konselor serta pada
kliennya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi.
Jakarta: UMM.
·
Ruswandi, Uus, Badrudin. 2010, pengembangan
Kepribadian Guru.Bandung: CV. Insan Mandiri.
·
Yusuf, Samsu. 2008. Teori Kepribadian. Bandung :
Rosda Karya
·
Koswara, E. 1991. Teori-teori
Kepribadian. Bandung: PT. Eresco
Tidak ada komentar:
Posting Komentar