قُلْ يا
عِبادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي
هذِهِ الدُّنْيا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ واسِعَةٌ إِنَّما يُوَفَّى
الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسابٍ (10) قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ
أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصاً لَهُ الدِّينَ (11) وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ
أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ (12) قُلْ إِنِّي أَخافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي
عَذابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (13) قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصاً لَهُ دِينِي
(14) [الزمر : 10 – 14]
Analisis Bahasa:
Bertakwalah kepada Allah swt. Takwa berasal dari kata (وقى) yang bermakna menjaga sesuatu. Kemudian kata (اتقى)
yang merupakan kata dasar takwa bermakna menjadikan sesuatu sebagai
penjaga dan pelindung. Bertakwa kepada Allah swt. berarti menjadikan
sesutu sebagai pelindung dari siksaan Allah swt. Karena siksaan Allah
swt. adalah hal yang sangat menakutkan, sehingga kita melindungi diri
kita darinya. Dari sini, kata takwa bisa bermakna takut. Karena orang
yang takut akan membuat perlindungan.
|
اتَّقُوا رَبَّكُمْ:
|
Berbuat baik. Dari kata (إحسان). Ihsan bisa bermakna merasa selalu diawasi Allah swt., bisa juga bermakna berbuat (الحسن) yang
bermakna segala sesuatu yang dipuji didunia, dan dibalas pahala di
akhirat. Lebih khusus lagi, bermakna melaksanakan ketaatan kepada
Allah swt.
|
أَحْسَنُوا:
|
Dipenuhi, disempurnakan, tanpa dikurangi. Seperti membayar hutang secara sempurna, menepati janji seperti yang dijanjikan.
|
يُوَفَّى:
|
Orang-orang yang sabar. Sabar berarti menahan. Hal ini bisa diterapkan dalam banyak hal sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
|
الصَّابِرُونَ:
|
Tanpa timbangan dan takaran. Tanpa dihitung-hitung, untuk menunjukkan betapa banyaknya.
|
بِغَيْرِ حِسابٍ:
|
Beribadah.
Secara bahasa, ibadah berarti hina dan tunduk. Berasal dari kata
(طريق معبد) yang berarti jalan setapak. Sebuah tempat menjadi jalan
setapak karena sering diinjak-injak (hina). Dengan ibadah, manusia
mengakui posisinya sebagai makhluk di depan (معبود) yang menciptakan.
|
أَعْبُدَ:
|
Secara
ikhlas, yaitu bersih dari kesyirikan dan riya’. Ikhlas bermakna
murni, selamat, pilihan. Ikhlas berarti usaha membersihkan hati dari
hal-hal yang mengotorinya kemurniannya beribadah hanya untuk Allah
swt.
|
مُخْلِصاً:
|
Orang muslim pertama, dari di antara umat ini.
|
أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ:
|
Merasa takut
|
أَخافُ:
|
Menentang perintah Allah swt., dengan cara mengabaikan keikhlasan, menyukai riya’, dan melakukan kesyirikan.
|
عَصَيْتُ:
|
Pelajaran yang Dipetik:
1. Beribadah
adalah ketundukan kepada Allah swt. Mengakui bahwa diri kita adalah
hamba, dan Allah swt. adalah pemilik dan tuan hamba. Segala perintah-Nya
kita laksanakan.
Ø Ibadah
bukan spiritual, usaha mencari ruhaniyah yang tinggi. Karena mencari
ruhaniyah tidak hanya dapat dilakukan dalam Islam. Dalam agama dan
aliran lain pun bisa. Yaitu dengan mengurangi jatah/bagian jasad kita,
sehingga dengan otomatis akan menaikkan ruh kita.
Ø Ibadah
bukan spiritual, karena dalam Islam ibadah diatur sedemikian rupa.
Kesamaan ibadah kita dengan aturan itu menjadi syarat diterima dan
dibalasnya dengan pahala.
2. Perintah orang-orang mukmin untuk bertakwa.
Ø Bukan berarti mereka belum bertakwa, tapi bagaimana mereka bisa selalu mempertahankan ketakwaan.
Ø Karena
orang mukmin selalu diperintahkan, maka ketakwaan juga bisa selalu
berkembang. Besarnya ketakwaan sejalan dengan besarnya rasa takut kepada
Allah swt. dan siksa-Nya, sejalan dengan besarnya rasa rindu kita
kepada Allah swt. dan kenikmatan surga-Nya. Kedua hal ini bisa
diusahakan.
Ø Takwa hendaknya menjadi dasar dan motivasi dalam beribadah.
3. Orang yang sabar mendapatkan pahala tanpa dihitung.
Ø Sabar
adalah hasil pergulatan kita dengan diri kita. Kalau kita berhasil
mengalahkannya, berarti kita orang yang bersabar. Orang yang bersabar
dipatikan dapat memaksa dirinya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah
swt. dan meninggalkan larangannya. Sebaliknya, orang yang kalah, akan
sangat jauh dari ketaatan. Sehingga sangat wajar kalau pahala adalah
tanpa batas. Karena dengan kesabaran, seseorang akan sampai kepada apa
yang diinginkannya.
Ø Mengalahkan
diri bertujuan agar diri tidak mengikuti hawa nafsunya, yang selalu
menginginkan hal-hal yang enak, santai, rehat, dan sebagainya. Juga agar
diri tidak mengikuti syahwatnya, yang mencintai wanita, anak, harta
dengan berbagai bentuknya [Ali Imran: 14].
Ø Syahwat
tidak bisa dimatikan sama sekali, tapi diluruskan dan diperbaiki.
Karena semua itu sudah menjadi fitrah manusia yang tidak bisa dirubah,
dan keberadaannya sangat dibutuhkan manusia.
Ø Kesabaran
yang dituntut dalam beribadah demikian besar hingga seandainya tidak
bisa beribadah dengan baik di negerinya, seorang muslim harus bersabar
meninggalkan negerinya untuk mendapatkan negeri baru yang memungkinkan
untuk ibadah.
4. Beribadah dengan keikhlasan.
Ø Ikhlas
adalah syarat utama diterimanya amal ibadah. Disebutkan dalam sebuah
hadits tiga orang yang pertama kali dimasukkan neraka, yaitu orang yang
pandai membaca Al-Qur’an, orang yang banyak bersedekah, dan orang yang
berjuang di jalan Allah swt., namun mereka menyisipkan hal lain selain
Allah swt.
Ø Orang yang ikhlas, doanya cepat dikabulkan (kisah tiga orang yang terjebak di gua, kisah orang yang menjebol benteng)
Ø Tanda-tanda orang yang ikhlas dalam beribadah:
i. Berprasangka buruk kepada diri sendiri dan tidak tertipu dengan amal sendiri.
ii. Sama dalam menanggapi pujian dan celaan.
iii. Berkeinginan kuat menyembunyikan amal kebaikan.
iv. Lebih senang tidak diketahui daripada terkenal.
Ø Yang menjadi penghalang untuk ikhlas: diri kita, hawa, dunia, dan setan.
Ø Jalan menuju keikhlasan:
i. Berdoa kepada Allah swt.
ii. Selalu menghitung nikmat-nikmat dari Allah swt.
iii. Menghindari pandangan dan penilaian orang lain.
iv. Berprasangka buruk kepada diri sendiri.
5. Perasaan takut diperlukan sehingga bisa berhati-hati dalam menjaga ibadah.
Ihsan (perasaan selalu diawasi Allah swt.) akan mendorong kita selalu dalam keadaan yang diridhai-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar