BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
manusia memiliki kebutuhan (fisiologis, psikologis dan sosiologis) yang
memerlukan pemenuhan. Semua orang berusaha dengan berbagai sikap dan tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhannya itu. Menurut Abraham Maslow, suatu kebutuhan dinamakan
“dasar” jika memenuhi lima syarat berikut ini:
1. Apabila
hal yang dibutuhkan itu tidak ada/tidak terpenuhi, maka menimbulkan penyakit
atau gangguan.
2. Apabila
yang dibutuhkan itu ada/terpenuhi, maka dapat mencegah terjadinya penyakit.
3. Apabila
seseorang mampu mengendalikan terpenuhinya kebutuhan tersebut, maka akan dapat
menyembuhkan penyakit atau menghilangkan timbulnya gangguan pada dirinya.
4. Dalam
beberapa situasi tertentu yang kompleks, kebutuhan ini lebih dipilih atau lebih
penting oleh orang yang berada dalam keadaan kekurangan dibandingkan dengan
kebutuhan yang lain.
5. Kebutuhan
ini tidak begitu aktif atau menonjol secara fungsional pada kondisi normal atau
sehat. Dikatakan sehat adalah orang yang prioritas kebutuhannya sudah berada
pada pengembangan potensi atau aktualisasi diri.
Remaja
sebagai salah satu tahap perkembangan manusia juga memiliki berbagai kebutuhan
yang sama seperti diatas. Dimana remaja adalah tahap umur yang datang setelah
masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat
yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak
sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat
Zakiah, hal: 8).
Hal inilah yang membawa
para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk menamakan tahap-tahap
peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang merupakan tahap
peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa.
Biasanya remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar
dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap bertanggung jawab atas dirinya.
Terlebih dahulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
kapasitas tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian.
Dalam pandangan Islam seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah
bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat
pahala dan apabila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa.
Secara psikologis,
masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang
lebih tua melainkan berada dalam tingkatan uang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek
efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan
intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara
berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial
orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
Dari
uraian diatas kami tertarik untuk membahas tentang jenis-jenis kebutuhan
remaja, yang kemudian kami rangkum dalam bentuk makalah ini.
B.
Batasan
Masalah
Makalah ini hanya
mengkaji pokok bahasan tentang jenis-jenis kebutuhan remaja dalam
perkembangannya, yang dititik beratkan pada aspek “Kebutuhan Sosial Psikologis
Remaja”.
C.
Rumusan
Masalah
Fokus dalam
penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan:
1. Jenis-jenis
kebutuhan sosial psikologis pada masa remaja
2. Pengaruh
kebutuhan yang tidak terpenuhi terhadap tingkah laku remaja
3. Usaha
atau tindakan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan remaja.
D.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai
bentuk kebutuhan remaja terutama kebutuhan sosial psikologisnya, pengaruh yang
timbul apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dan usaha yang dapat
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan remaja tersebut.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Jenis-Jenis
Kebutuhan Manusia
Maslow
merumuskan kebutuhan manusia terdiri dari 2 jenis yang berjenjang, dinamakan
“Hirarki Kebutuhan” dan dapat diuraikan sebagai berikut :
- Kebutuhan Fisiologi/fisik
Merupakan kebutuhan yang berkaitan
dengan kebutuhan fisik dan merupakan kebutuhan yang berada pada level paling
utama untuk kelangsungan hidup manusia. Contohnya kebutuhan untuk makan, minum,
pakaian, seks dan sejenisnya.
- Kebutuhan Psikologi
a. Kebutuhan rasa aman
Disebut juga dengan “safety needs”.
Rasa aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan
ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.
b. Kebutuhan akan Rasa Cinta dan
memiliki atau kebutuhan social
Disebut juga dengan “love and
belongingnext needs”. Pemenuhan kebutuhan ini cenderung pada terciptanya
hubungan social yang harmonis dan kepemilikan.
c. Kebutuhan Harga diri
Disebut juga dengan “self esteem
needs”. Setiap manusia membutuhakan pengakuan secara layak atas keberadaannya
bagi orang lain. Hak dan martabatnya sebagai manusia tidak dilecehkan oleh
orang lain, bilamana terjadi pelecehan harga diri maka setiap orang akan marah
atau tersinggung.
d. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Disebut juga “self actualization
needs”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu pengembangan dan
pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia bilamana dapat
mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik.
Menurut
Jumbur dan Moh. Surya (1975) ada sembilan jenis kebutuhan manusia, yaitu :
1. Kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang
2. Kebutuhan untuk memperoleh harga
diri
3. Kebutuhan untuk memperoleh prestasi
dan posisi
4. Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan
yang sama dengan orang lain
5. Kebutuhan untuk memperoleh
kemerdekaan diri
6. Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman
dan perlindungan diri
7. Kebutuhan untuk dikenal orang lain
8. Kebutuhan untuk merasa dibutuhkan
oleh orang lain
9. Kebutuhan untuk menjadi bagian dari
kelompoknya. (Tim Pembina mata kuliah PPD, UNP, 2007).
B.
Pengertian
Masa Remaja
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa
kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat
yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak
sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat
Zakiah, Remaja harapan dan tantangan: 8).
Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat
penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga
mampu bereproduksi. Menurut Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi (a)
remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; (c) remaja akhir:
19-22 tahun. Dimana
pada masa ini keadaan atau kondisi emosi kejiwaannya masih dalam koridor
kelabilan. Masa remaja ini juga disebut dengan masa transisi, di mana seorang
remaja mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, ditandai
dengan emosi yang sangat labil. Pada masa transisi ini seorang remaja mencari
perhatian-perhatian khusus, baik dari pihak orang-orang terdekatnya maupun
orang yang belum dikenalnya sama sekali.
Ciri-Ciri Masa Remaja:
- Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan
dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
- Masa remaja sebagai periode perubahan.
- Masa remaja sebagai usia bermasalah.
- Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
- Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan,
karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena
setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
- Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
- Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan
emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong,
bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis
Kebutuhan Sosial Psikologis pada Masa Remaja
Kebutuhan
remaja dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
- Kebutuhan Fisik
Remaja memiliki kebutuhan fisik yang
relatif sama dengan orang lain yang bukan remaja. Perbedaan kebutuhan seorang
remaja dengan orang lain terletak pada jumlah atau porsinya.
Kebutuhan-kebutuhan fisik harus terpenuhi karena remaja berada dalam
pertumbuhan yang sangat pesat seperti pertumbuhan tulang, otot dan berbagai
organ tubuh lainnya. Jika kebutuhan fisik remaja tidak terpenuhi, maka bukan
saja pertumbuhannya tidak maksimal tetapi juga kesehatan fisik dan mentalnya
dapat terganggu.
- Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis yang paling
menonjol pada periode remaja adalah kebutuhan mendapatkan status, kemandirian,
keakraban dan memperoleh filsafat hidup yang memuaskan untuk mengembangkan
kodrat kemanusiaannya.
a) Kebutuhan untuk mendapatkan status
Remaja membutuhkan perasaan bahwa
dirinya berguna, penting, dibutuhkan orang lain atau memiliki kebanggaan terhadap
dirinya sendiri. Perkembangan social remaja lebih mengarah kepada kesenangan
berinteraksi dengan teman sebaya dibandingkan dengan orang tua karena
memperoleh status dalam kelompok teman sebaya jauh lebih penting daripada
mendapatkan status dari orang tua. Oleh karena itu orang tua dan guru harus
mengerti keadaan remaja dan berusaha membantu remaja memperoleh prestasi yang
tinggi, memiliki kebanggaan diri dan merasa diri berguna dalam kelompok,
keluarga, maupun masyarakat.
b) Kebutuhan kemandirian
Remaja ingin lepas dari pembatasan
atau aturan orang tua dan mencoba mengarahkan atau mendisiplinkan diri sendiri.
Remaja harus diperlakukan sebagai individu yang dewasa agar mereka bertingkah
laku yang lebih dewasa karena hal tersebut akan memenuhi kebutuhan mereka untuk
mandiri.
c) Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan berprestasi erat kaitannya
dengan kedua kebutuhan yang telah dikemukakan diatas. Artinya kalau kebutuhan
berprestasi dapat dipenuhi maka kebutuhan mendapatkan status dan mandiri juga
terpenuhi. Oleh karena itu guru perlu menciptakan proses belajar yang
menimbulkan perasaan puas dalam diri siswa. Penilaian hasil belajar lebih
ditekankan kepada usaha siswa, bukan semata-mata menilai hasil ujian atau
ulangan tanpa memperhatikan proses yang dilakukan siswa. Hal ini akan
membangkitkan motivasi belajar.
d) Kebutuhan Diakrabi
Kebutuhan untuk diakrabi bagi remaja
dimaksudkan agar orang lain memahami ide-ide, kebutuhan-kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapinya. Jika keakraban atau penuh perhatian telah
diberikan pada remaja maka mereka akan merasa tersokong, dihargai dan bahagia.
Sebaliknya jika remaja tidak mendapat kesempatan untuk mengkomonikasikan ide,
kebutuhan dan permasalahannya, apalagi dilecehkan, ditolak atau dimusuhi maka
ia akan sangat kecewa, marah, tidak nyaman atau terancam.
e) Kebutuhan untuk memiliki filsafat
hidup
Remaja mulai mempunyai keinginan
untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaimana kebahagiaan diperoleh. Suatu
filsafat hidup yang memuaskan adalah yang bernilai kemanusiaan. Jika filsafat
hidup telah dimiliki, maka perasaan manusiawi tumbuh subur dalam diri remaja
sehingga segenap aktivitasnya diliputi perasaan aman dan damai.
Apabila kebutuhan-kebutuhan diatas dirasakan remaja tidak terpenuhi maka akan terjadi perasaan tidak aman, tertekan dan tidak puas karena tidak terjadi keserasian didalam dirinya. Oleh karena itu mereka mencari pemuasan dengan cara apa saja termasuk dengan cara-cara yang negative atau tidak wajar. ( Elida Prayitno, 2006)
Apabila kebutuhan-kebutuhan diatas dirasakan remaja tidak terpenuhi maka akan terjadi perasaan tidak aman, tertekan dan tidak puas karena tidak terjadi keserasian didalam dirinya. Oleh karena itu mereka mencari pemuasan dengan cara apa saja termasuk dengan cara-cara yang negative atau tidak wajar. ( Elida Prayitno, 2006)
Disamping
rumusan tersebut ada tujuh jenis kebutuhan khas remaja yang dikemukakan oleh
Garrison (dalam Andi Mappiare: 1982) yaitu :
1. Kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang
2. Kebutuhan untuk diikutsertkan dan
diterima oleh kelompoknya
3. Kebutuhan untuk mampu mandiri
4. Kebutuhan untuk mampu berprestasai
5. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan
dari orang lain
6. Kebutuhan untuk dihargai
7. Kebutuhan untuk mendapatkan falsafah
hidup
Adanya tujuh macam kebutuhan khas
remaja ini secara umum memang ada pada kebanyakan anak muda, tetapi tingkat
intensitasnya sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga masing-masing.,
factor social, individual, cultural dan religius.
B.
Pengaruh
Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi Terhadap Tingkah Laku Remaja
Apabila kebutuhan
remaja tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau frustasi perasaan konflik
dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja yang berupaya untuk
mencapai dua tujuan yang bertentangan. Misalnya remaja yang berprilaku preman
dengan tujuan ditakuti kelompoknya dan sekaligus bersikap terpelajar dengan
tujuan dihormati akan menemui kesulitan dalam hidupnya. Siswa remaja yang
kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat melakukan tingkah laku
mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif, egosentris, dan menarik diri.
(Elida Prayitno, 2006)
Usaha memenuhi
kebutuhan bagi remaja tidaklah mudah, melainkan sangat rumit, kompleks dan
bervariasi sebagai contoh kebutuhan remaja yang sering kurang memperoleh
kebutuhan adalah kebutuhan akan kasih sayang dari orang tua maupun orang dewasa
lainnya. Hal ini akan mengakibatkan remaja cenderung mencari penyelesaiannya
sendiri dengan cara membanci orang tua, suka mencari perhatian orang lain,
lebih betah berkumpul dengan teman sebayanya, mencari orang lain sebagai
pengganti orang tuanya, yang dapat memenuhi kebutuhannya itu seperti gurunya,
pemuka masyarakat, mencintai orang yang lebih dewasa dsb. (Muri Yusuf, 1999).
Apabila kebutuhan
social-psikologis tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan timbulnya rasa tidak
puas, menjadi frustasi dan terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan sikap positif
terhadap lingkungan dan dirinya. Sebagai contoh masa remaja disebut pula
sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya
keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer
group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan
dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja
dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan
merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial
remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi
dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini
disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya
keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan
ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia
masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Pada masa remaja juga
ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma
yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik
nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self
identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan
perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal
menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity
confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan
menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi
emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat
berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa
tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku
agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari
ketidakstabilan emosinya.
Selain yang telah dipaparkan
di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan lainnya. Timbulnya problema
remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Agar
remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan dan problema kiranya diperlukan
kearifan dari semua pihak. Upaya untuk memfasilitasi perkembangan remaja
menjadi amat penting. Dalam hal ini, peranan orang tua, sekolah, serta
masyarakat sangat diharapkan. (Diterbitkan 31 Januari 2008 psikologi
pendidikan).
C.
Usaha atau
Tindakan yang Dapat Dilakukan Untuk Memenuhi Kebutuhan Remaja
Lingkungan
keluarga didukung pihak sekolah perlu melakukan berbagai usaha membantu
memenuhi kebutuhan remaja, agar tidak menimbulkan kesulitan atau permasalahan
bagi remaja. Saran yang perlu dilakukan adalah :
- Perlu mengetahui pengalaman
mereka di masa lalu (seperti perkembangannya, penerimaan dirinya,
perlakuan masa kecil yang dia alami, kepuasan dirinya, dan lain-lain).
- Perlu mengetahui
dorongan-dorongan (motives) yang menyebabkan mereka berbuat sesuatu
(misalnya kebutuhan untuk disayangi, ingin meniru, ingin diperhatikan,
ingin disayangi dan lain-lain).
- Bersikap jujur dan terbuka
kepada mereka dan jangan pura-pura.
- Hidup bersama mereka dan bukan
hidup untuk mereka.
- Memberi kesempatan terhadap
mereka untuk mengemukakan pendapat secara bebas, penuh pengertian, dan
perhatian dalam suatu komunikasi dialogis
- Mencurahkan kasih sayang namun
tidak memanjakan, melaksanakan kondisi yang ketat dan tegas namun bukan
tidak percaya atau mengekang anggota keluarga.
- Berperan sebagai kawan dan
bersahabat, penuh pengertian dan penerimaan, sehingga dapat membantu
mencari jalan keluar dari kesulitan yang dialami anak remaja.
- Memotivasi anak dan mendorong
untuk meraih prestasi yang setinggi tingginya.
Semua
itu dilaksanakan dengan ketulusan, kesabaran dan konsisten dengan komitmen
semata-mata demi kesuksesan dan kebahagiaan anak masa remaja.(buletinlitbang@dephan.go.id).
Guru atau
orang dewasa lainnya perlu melakukan berbagai usaha atau tindakan untuk
memenuhi kebutuhan remaja, misalnya:
- Usaha untuk memenuhi kebutuhan
mendapatkan status
a. Mengembangkan bakat khusus remaja
dengan berbagai rangsangan dan menghargai prestasi mereka dalam bakat khusus
tersebut. Memberikan penghargaan kepada remaja disesuaikan dengan kecepatan dan
prestasi mereka masing-masing.
b.
Menghindari
pemberian motivasi dengan membandingkan remaja secara individu baik dalam
prestasi akademis maupun bakat khusus.
c.
Tidak
menuntut remaja berprestasi sama, walaupun waktu, guru dan metode belajar yang
sama.
- Memenuhi kebutuhan untuk mandiri
a. Memotivasi remaja membuat rencana
atau program untuk pemgembangan bakat atau potensi mereka.
b.
Memberi
kesempatam remaja untuk mengemukakan ide-ide mengambil keputusan, membentuk
kelompok dan program pengembangan bakat.
c.
Memberi
penghargaan atau penguatan kepada kelompok remaja yang kreatif dalam belajar
misalnya menemukan sendiri bahan belajar yang relevan dari berbagai sumber yang
tidak semata-mata kepada materi yang diajarkan guru.
- Memenuhi kebutuhan Berprestasi
a. Memberikan penilaian kalau siswa
telah menguasai bahan yang dipelajarinya sehingga semua siswa mendapat nilai
baik.
b.
Memotivasi
dengan cara membandingkan prestasi sebelumnya dengan prestasi yang sekarang,
jika seorang remaja itu menunjukkan penurunan prestasi. Dengan demikian siswa
bersangkutan dapat memahami atau berkeyakinan diri yang kuat bahwa ia saat
sekarang juga harus berprestasi sebagaimana yang pernah dicapai atau diraihnya
pada masa lampau.
c.
Membantu
siswa mengembangkan bakat-bakat khusus secara serius, sehingga prestasi bakat
khusus mereka dapat dibanggakan dalam kelompok.
- Memenuhi Kebutuhan untuk
Diakrabi
a. Guru harus membina kedekatan
fisiologis dengan siswanya, dengan cara membantu mereka mengatasi kesulitan
dalam belajar maupun kesulitan permasalahan pribadinya.
b.
Selalu
bekerjasama dalam berbagai kesempatan, menyusun program kebersihan kelas dan
pengembangan bakat.
- Memenuhi Kebutuhan filsafat
hidup
a. Memberikan informasi tentang nilai
kebenaran dalam kehidupan melalui berbagai materi pelajaran yang terkait
seperti agama, seni dan ilmu sosial.
b.
Menjadikan
guru dan teman mereka sebagai model karena telah menerapkan nilai kebenaran,
agama dan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya.
c.
Melakukan
bimbingan dan konseling kelompok atau individual untuk membentuk keyakinan dan
keterampilan memecahkan masalah kehidupan dengan cara-cara bernilai moral dan
kebenaran.
BAB
IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pada
pembahasan makalah tentang kebutuhan social psikologis remaja ini, maka
didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Masa
remaja sebagai masa pencarian identitas diri (self identity) memerlukan
kebutuhan khas, yaitu kebutuhan fisik dan psikologis. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut memerlukan pemenuhan, karena apabila setiap kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi maka reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum
terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada timbulnya gejala-gejala
menyimpang yang dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan
sikap positif terhadap lingkungan dan dirinya.
b. Orangtua
pada lingkungan keluarga dan guru pada lingkungan sekolah harus mampu berperan
aktif dalam menyikapi tumbuh kembang anaknya pada masa remaja dengan melakukan
berbagai pendekatan, agar remaja bukan saja menjadi seorang anak ataupun siswa
tetapi juga bisa menjadi seorang sahabat/teman bagi dirinya, sehingga kedekatan
emosional antara orangtua atau guru disekolah sebagai manusia dewasa dengan
remaja dapat terjalin dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Mudjiran, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press.
Tim
Pembina Mata Kuliah PPD. 2007. Perkembangan
Peserta Didik. Padang: Dikti bekerjasama dengan HEDS-JICA.
www.indoskripsionline.com,
diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.
blog ini sangat membantu banget,,,, kembangkan terus ya ,,,,
BalasHapusterima kasih atas makalahnya.... :)
semoga anda diberi berkah oleh Allah SWT....
Aamiin.