BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal
yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak
para pendidik yang belum memahami perkembangan anak. Sehingga masih ada
pendidik yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak
didiknya. Hal ini akan berakibat adanya ketidakseimbangan antara sistem
pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan menyulitkan anak didik
mengikuti sistem
pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan
anak didik kita akan mudah mengetahui sistem
pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak
didik.
Untuk mengembangkan potensi anak didik dan
menciptakan generasi - generasi masa depan yang berkualitas, maka diperlukan
adanya pemahaman tentang perkembangan dan pertumbuhan anak didik. Dengan
demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui dan memahami perkembangan
dan pertumbuhan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
- Apa perbedaan pengertian perkembangan dan pertumbuhan ?
- Apakah bukti bahwa anak sebagai totalitas ?
- Mengapa perkembangan disebut sebagai proses holistic ?
- Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak ?
- Apakah perbedaan kontinuitas dan diskontinuitas dalam
perkembangan ?
- Apa perbedaan perkembangan biologis dan perceptual anak ?
- Apa perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam
perkembangan anak ?
- Bagaimana penerapan faktor perkembangan dalam pembelajaran ?
C. Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah ini, agar para pendidik mengerti dan
memahami proses, faktor dan konsep perkembangan anak, agar nantinya para
pendidik mengetahui langkah apa yang harus dilakukan untuk menerapkan
pembelajaran kepada anak yang efektif dan sesuai dengan perkembangan anak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan
Manusia hidup tidaklah secara permanen,
melainkan terus berubah - ubah. Mulai dari pembuahan, menjadi janin, bayi,
lahir, dewasa, dan akhirnya mati. Saat bayi lahir, belum memiliki kemampuan
apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus - menerus dengan
lingkungan sekitar, bayi akan lebih menyempurnakan diri, hingga bayi tersebut
mengalami perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang.
Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus
mengalami perubahan. Perilaku dan keterampilannya juga semakin berkembang. Bayi
tersebut mulai bisa melakukan hal - hal tertentu, seperti membalikan badan,
duduk, merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berjalan dan berlari.
Namun, perubahan yang dialami oleh setiap
individu tidak selamanya dikatakan sebagai perkembangan.
Perubahan dalam arti perkembangan mempunyai
maksud dan arti yang berbeda - beda, antara lain :
- Perubahan yang berakar pada unsur biologis. Perubahan ini
bukan merupakan perkembangan, melainkan diartikan sebagai hasil dari usaha
seseorang dalam mencapai keinginannya. Misal, seseorang yang terbiasa
bernyanyi dan mengolah vokal akan lebih mahir dibandingkan orang yang
tidak terbiasa mengolah vokalnya. (Bjorklund & Bjorkund, 1992).
Namun, pengalaman belajar yang diperoleh
seseorang juga bisa mempengaruhi proses perkembangan.
Perkembangan
meliputi perubahan struktur maupun fungsi ( fisik maupun psikis ). (Bjorklund
& Bjorkund, 1992; Abin Syamsuddin Makmun,1996).
Perubahan struktur umumnya merujuk kepada
perubahan fisik atau wujud jasadnya, baik ukuran maupun bentuknya.
Perubahan fungsi mengacu kepada perubahan
psikis atau mental serta aktivitas yang ditimbulkan akibat dari perubahan fisik
tersebut.
2.
Perubahan bersifat terpola, teratur,
terorganisasi dan dapat diprediksi atau dapat diperkirakan, bahkan juga dapat
diketahui. Misal, pada usia sekitar 11 - 12 bulan anak sudah bisa berjalan.
(Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock & Yussen, 1992 ).
- Perkembangan bersifat unik. Santrock & Yussen ( 1992:7 )
menyatakan ” Each of us develops in certain ways like all other
individuals, like some other individuals, and like no other individuals “.
Yang artinya, masing - masing kita berkembang dalam cara - cara tertentu,
seperti semua individu yang lain, seperti beberapa individu yang lain, dan
seperti tidak ada individu yang lain. Selain kesamaan - kesamaan umum
dalam pola - pola perkembangan yang dialami oleh setiap individu, variasi
individual dalam perkembangan anak juga bisa terjadi karena suatu proses
perubahan yang kompleks, dan melibatkan unsur - unsur yang saling
terpengaruh satu sama lain. (Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock
& Yussen, 1992 ).
- Perubahan terjadi secara bertahap dalam suatu proses yang
berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang relatif lama.
- Perubahan berlangsung sepanjang hayat. Perubahan ini juga
tidak hanya meliputi proses pertumbuhan, pematangan dan penyempurnaan.
Tetapi juga meliputi proses penurunan dan perusakan.
Dari beberapa penjelasan tersebut di atas,
dapat kita simpulkan bahwa perkembangan merupakan perubahan individu baik fisik
maupun psikis yang berlangsung sepanjang hayat dan terjadi secara teratur dan
terpola. Sedangkan pertumbuhan merupakan perubahan yang terbatas pada pola
fisik yang dialami oleh individu.
Perkembangan tidak hanya mencakup evolusi,
tetapi juga mencakup involusi atau penurunan dan perusakan ke arah kematian.
Sedangkan pertumbuhan terbatas pada perubahan yang bersifat evolusi atau
perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju.
B. Anak
Sebagai Suatu Totalitas
Sebagai subjek studi psikologi perkembangan,
konsep anak sebagai totalitas mempunyai arti bahwa terdapat keterkaitan antara
aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya dan secara terintegrasi
saling terjalin dan memberi dukungan fungsional satu sama lain. Sebagai contoh,
anak yang sedang sakit bisa tidak berselera makan; anak yang sedang ketakutan
bisa kesulitan untuk tidur; anak yang sedang semangat dan aktif melakukan
sesuatu akan menjadi aktif pula mentalnya. Segala aktivitas yang melibatkan
fisik anak selalu mempengaruhi psikis anak, begitu juga sebaliknya.
Perbedaan antara anak dan orang dewasa tidaklah
terbatas pada fisiknya, melainkan secara keseluruhan. Sebagai contoh,
pertumbuhan anak lebih pesat dibandingkan orang dewasa. Anak cenderung lebih
bersifat egosentrik ( sifat yang berpusat / berstandar pada diri sendiri ),
sedangkan orang dewasa lebih bersikap sosial dan empatik ( menempatkan dirinya
pada posisi orang lain dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain ).
Daya pikir anak juga masih terbatas pada hal - hal yang konkrit, sedangkan
orang dewasa sudah mampu berfikir secara abstrak dan universal.
C.
Perkembangan Sebagai Proses Holistik Seluruh Aspek Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang
melibatkan keseluruhan aspek yang saling keterkaitan satu dengan yang lain.
Proses perkembangan individu dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu
1.
Proses biologis
2.
Kognitif
3.
Psikososial.
1.
Proses biologis, mencakup
perubahan - perubahan fisik individu yang bersifat alami, bukan karena
kecelakaan, sakit atau peristiwa - peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan otak,
sistem syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual, perubahan
penglihatan dan lain sebagainya.
2.
Proses kognitif, melibatkan
perubahan - perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan cara memperoleh
pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman belajar
sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan
menfasilitasi dan membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.
Namun, dengan
keterkaitan tersebut, ada perbedaan diantara keduanya. Perkembangan kognitif
mengacu pada perubahan - perubahan kemampuan berfikir, dan berbahasa serta terjadi
dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan kemampuan belajar lebih cenderung
mengacu pada perubahan - perubahan dari hasil pengalaman atau peristiwa yang
lebih khusus, serta terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
3.
Proses psikososial, melibatkan
perubahan - perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu,
perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga, teman, guru
dan yang lainnya.
Proses
pertumbuhan biologis, kognitif dan psikososial saling berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang mengalami gangguan pada
otaknya, akan mengalami keterlambatan dalam berfikir, yang kemudian bisa
mempengaruhi perkembangan psikososialnya.
D.
Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan merupakan fase perubahan yang
dialami oleh individu karena pengaruh genetic dan berlangsung secara bertahap. Pengalaman merupakan peristiwa - peristiwa yang dialami oleh individu
dalam kehidupannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Para ahli
berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik atau warisan
biologis. Para
ahli lain mengatakan bahwa pengalaman lingkunganlah yang paling berperan dalam
perkembangan anak. Ada pula ahli
yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah faktor
genetik dan faktor lingkungan pergaulan. Sebagai contoh,
kecerdasan seseorang bisa merupakan warisan yang diturunkan dari orang tuanya,
bisa pula karena diperoleh dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.
E.
Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan
Banyak para ahli yang memperdebatkan masalah
perkembangan merupakan kontinuitas atau diskontinuitas. Para ahli yang
berpandangan pada unsur kematangan, menganggap bahwa perkembangan itu
diskontinuitas atau tidak berkesinambungan. . Proses perkembangan individu
terjadi dalam tahap - tahap yang berbeda, perubahan - perubahannya relatif tiba
- tiba dan terjadi perubahan atau peralihan secara tajam dari tahap yang satu
ke tahap perkembangan selanjutnya.
Para ahli yang mendukung pandangan
diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh faktor - faktor
internal biologis.
Sedangkan para ahli yang menekankan pada
pengalaman ( lingkugan ) berpendapat bahwa perkembangan itu terjadi secara
berkesinambungan ( kontinuitas ) dari masa konsepsi sampai akhir
hayat. Dalam proses
perkembangan yang kontinuitas, terjadi perbaikan, penambahan dan atau penurunan
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.
Emde dan Harmon ( Vasta, Haith & Miller,
1992 ) mengatakan bahwa persoalan kontinuitas dan diskontinuitas melibatkan dua
komponen.
- Pola - Pola Perkembangan
Para ahli kontinuitas beranggapan bahwa
perkembangan itu terjadi secara halus dan stabil melalui penambahan dan atau
peningkatan yang bertahap dalam hal abilitas ( kemampuan, kepandaian, kecakapan
), keterampilan dan atau pengetahuan baru pada suatu langkah yang relatif sama.
Sedangkan ahli diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan terjadi pada
periode - periode kecepatan yang berbeda, antara yang sedikit perubahannya
dengan yang tajam dan cepat perubahannya.
2.
Keterkaitan Perkembangan
Para ahli kontinuitas berpendapat bahwa perkembangan
- perkembangan yang terjadi saling berkaitan. Perilaku - perilaku awal akan
berpengaruh dan membentuk perilaku - perilaku selanjutnya.
Sebaliknya, para ahli diskontinuitas
berpendapat bahwa perkembangan yang terjadi muncul secara independent ( berdiri
sendiri ) dari yang sebelumnya dan tidak dapat diprediksi dari perilaku -
perilaku sebelumnya.
F. Perkembangan Biologis
Dan Perseptual Anak
Seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya,
bahwa anak sebagai totalitas dan unsur biologis turut serta mempengaruhi
perkembagan anak. Unsur biologis dan perseptual merupakan aspek yang cukup
penting untuk diperhatikan dalam perkembangan anak. Karena aspek tersebut
mempengaruhi perkembangan perilaku dan mental yang ada dalam diri anak.
Perkembangan biologis menekankan pada
perkembangan fisiknya yang dipengaruhi oleh faktor hereditas atau faktor
keturunan. Sedangkan perceptual anak menekankan pada aspek
luar ( lingkungan ) yang merupakan hasil rangsangan alat indra. Seperti
penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perasaan ( sentuhan ).
G. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam
Perkembangan Anak.
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk - makhluk lainnya. Manusia memiliki
potensi untuk berkembang dan meningkatkan kehidupannya baik secara fisik maupun
psikis.
Ada dua faktor yang paling berpengaruh terhadap
perkembangan individu.
- Faktor hereditas yang bersifat alamiah
dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor hereditas terdapat gen yang
merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh satu generasi ke
generasi berikutnya.
Pertama gen - gen dominant-resesif, yakni
apabila gen dari suatu pasangan bersifat dominant dan yang satu bersifat
resesif, maka yang dominant itulah yang nantinya akan tertanam dalam diri individu
tersebut.
Kedua pewarisan poligenik. Sebenarnya, dalam
satu sel terdapat banyak gen yang akhirnya menghasilkan karakteristik yang
berbeda - beda. Karena beberapa karakteristik psikologi merupakan hasil dari
pasangan - pasangan tunggal, sedangkan kebanyakan ditentukan oleh interaksi
dari banyak gen yang berbeda.
2.
Faktor lingkungan sebagai kondisi atau
pengalaman - pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses
perkembangan.
Misal, di dalam
keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang berbeda-beda.
Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anak - anaknya, dan pergaulan
dari masing - masing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga
turut mempengaruhi perkembangan individu.
Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah
Dasar
Masa usia sekolah merupakan masa dimana anak
mulai memasuki dunia pendidikan formal, yakni sekolah. Sekolah Dasar merupakan
pendidikan formal pertama yang berfungsi sebagai pembuka jalan bagi anak untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan anak serta memudahkan mereka dalam meraih
mimpi yang mereka harapkan untuk masa depannya nanti. Serta sebagai jembatan
pertama untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Usia anak sekolah dasar
berkisar antara 6 - 12 tahun.
- Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada anak memiliki
karakteristik yang berbeda baik sebelum maupun sesudah anak-anak. Perkembangan
fisik pada anak usia sekolah dasar perlu dipelajari dan dipahami oleh setiap
guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar dan
aktivitas-aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian
dipengaruhi oleh kondisi dan pertumbuhan fisik
Anak - anak dan orang dewasa mempunyai banyak
perbedaan, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Dilihat dari segi fisik
misalnya berat badan, tinggi badan, proporsi dan bentuk tubuh. Sedangkan dari
segi psikisnya misal, sifat, tingkah laku dan pola pikir.
2.
Perseptual Anak
Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa
perceptual anak menekankan pada aspek luar ( lingkungan ) sebagai hasil dari
rangsangan alat indra. Semua keadaan dan peristiwa - peristiwa yang ada di
lingkungan ditangkap oleh alat - alat indra yang kemudian disalurkan ke otak
melalui syaraf sensorik, sehingga segala informasi yang ada di lingkungan dapat
diterima dan diketahui oleh alat - alat indra ( penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa/sentuhan ). Tanpa alat indra, otak kita akan terasa asing
dengan keadaan lingkungan yang ada disekitar.
H.
Penerapan Faktor Perkembangan dalam Pembelajaran
Perkembangan fisik anak terus berlangsung pada
masa usia sekolah dasar, meskipun tidak sepesat pada masa usia dini. Begitu
pula dengan penajaman dan penghalusan perkembangan perceptual anak.
Penyelenggaraan pembelajaran yang “hidup” dan sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan fisik anak sangatlah dibutuhkan untuk memfungsikan unsure -
unsure fisik dan atau aspek - aspek perseptualnya.
Cara pembelajaran yang diharapkan antara lain :
bersifat langsung, tersusun secara fleksibel, tidak monoton dan verbalistik,
memperhatikan perbedaan individu, menyajikan aktivitas yang bervariasi seperti
eksperimen, praktek, observasi secara langsung, permainan dan sejenisnya, serta
menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Cara ini tidak
hanya akan memunculkan kegemaran dalam belajar, tetapi juga memberikan hal -
hal yang positif, aspek kognisi dan kreativitas, fisik-perseptual, dan sosial.
BAB III
SIMPULAN
Perkembangan merupakan perubahan individu baik
fisik maupun psikisnya dan berlangsung sepanjang hayat, perubahan -
perubahannya tidak hanya bersifat evolusi, tetapi juga bersifat involusi (
penurunan dan perusakan menuju kematian )
Pertumbuhan merupakan perubahan individu yang
terbatas pada perubahan fisiknya dan berlangsung sampai pada masa tertentu,
perubahan - perubahannya bersifat evolusi ( menuju ke arah yang lebih sempurna
).
Ø Anak sebagai
suatu totalitas, maksudnya bahwa anak sebagai suatu kesatuan dari seluruh aspek
yang ada dalam dirinya. Keseluruhan aspek yang ada dalam diri anak saling
berkaitan. Secara keseluruhan anak berbeda dengan orang dewasa.
Ø Perkembangan
sebagai proses holistic, maksudnya perkembangan tidak hanya terjadi pada aspek
tertentu, melainkan secara keseluruhan ( holistic ).
Ada tiga proses perkembangan yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.
- Faktor kematangan dan faktor pengalaman merupakan hal yang
utama dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Kedua faktor tersebut sangat penting untuk
dipelajari dan dipahami untuk mengetahui proses perkembangan anak. Misal, seorang anak yang
mengalami keterlambatan dalam berjalan, harus diketahui terlebih dahulu faktor
- faktor yang mempengaruhinya, apakah faktor kematangan (genetik) atau faktor
pengalaman (lingkungan). Apabila sudah diketahui faktor penyebabnya, maka kita
akan mudah mencari solusinya. Perkembangan
anak merupakan proses yang kontinuitas ( berkesinambungan ) dan diskontinuitas
( tidak berkesinambungan ).
2. Perbedaan
perkembangan biologis dan perceptual anak.
Perkembangan
biologis menekankan pada perkembangan fisik yang dipengaruhi oleh faktor
hereditas ( keturunan ). Sedangkan perceptual anak menekankan pada aspek luar (
lingkungan ) yang merupakan hasil rangsangan alat indra.
3.
Perbedaan faktor hereditas
dan faktor lingkungan dalam perkembangan anak teretak pada sebab dan akibat
yang disebabkan oleh kedua faktor tersebut. Cara pembelajaran yang efektif yang
diterapkan dalam sekolah akan berjalan lancar apabila didiringi dengan selalu
memperhatikan perkembagan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar