Minggu, 14 Oktober 2012

LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II : PEMBAHASAN
LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
A. Mesjid dan Surau
B. Pondok Pesantren
C. Madrasah
BAB III : KESIMPULAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
[/B]

Islam merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak hidup masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi ummat Islam karena dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam dikenal sejak zaman Nabi sampai sekarang. Di Indonesia mengenal pendidikan Islam sejak Islam datang ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem sorongan/perorangan dan berlangsung secara sangat sederhana serta tidak mengenal strata atau tingkatan seperti pada pesantren dan kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti pada pendidikan madrasah.

A. Latar Belakang
Kalau kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan pasti ada lembaga yang membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga.
Seperti dalam (Q.S At-Tahrim : 6)

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Pada ayat ini diperintahkan untuk member peringatan dan dakwah pada keluarga. Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut, tanpaknya sangat berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam di Indonesia.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan-pemaparan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, dapat dibuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pendidikan di Mesjid atau Surau ?
2. Bagaimana pendidikan di Pesantren ?
3. Bagaimana pendidikan di madrasah ?

BAB II
PEMBAHASAN

“LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA”

A. Pendidikan di Mesjid atau Surau
Secara harfiah mesjid atau surau diartikan sebagai tempat sujud/setiap tempat yang dipergunakan untuk beribadah. Juga berarti “tempat shalat berjama`ah”. Mesjid atau surau mempunyai peran penting dalam penyelenggaraan pendidikan Islam karena itu Mesjid atau Surau merupakan sarana yang pokok dan mutlak keperluannya bagi perkembangan masyarakat Islam.
1. Mesjid sebagai lembaga pendidikan Islam
Sebagaimana dikatakan di atas bahwa pendidikan di Mesjid atau Surau berperan sangat penting dalam pendidikan Islam di Indonesia karena mesjid atau surau ini dianggap lembaga pendidikan Islam tertua sebelum adanya pesantren. Al-Abdi dalam bukunya Almadlehal menyatakan Mesjid merupakan tempat terbaik untuk kegiatan pendidikan. Dengan menjadikan tempat pendidikan di dalam mesjid akan terlihat hidupnya sunnah-sunnah Islam, menghilangkan bid`ah-bid`ah serta menghilangnya stratifikasi rasa dan status ekonomi dalam penidikan. Mesjid merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga. Oleh sebab itu implikasi Mesjid sebagai lembaga pendidikan Islam adalah :
a. Mendidik untuk taat beribadah kepada Allah SWT.
b. Menanamkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan dan menanamkan solidaritas sosial serta menyadarkan hak dan kewajiban
c. Memberi rasa ketentuan, kekuatan dan kemakmuran potensi-potensi rohani manusia melalui penididikan kesabaran, keberanian, kesadaran, perenungan, optimism dan pengadaan penelitian.
Mesjid atau surau merupakan institusi pendidikan Islam pertama yang dibentuk dalam lingkungan masyarakat muslim yang pada dasarnya mempunyai fungsi yang tidak terlepas dari kehidupan keluarga. Agar anak mampu melaksanakan tugas hidup dalam masyarakat dan lingkungannya. Sebenarnya pendidikan di Surau dan di Mesjid dapat dibedakan, di mana pendidikan di Surau tahap awal atau dasarnya disebut sebagai pengajian Al-Quran sedangkan di Mesjid tingkat lanjutan disebut pengajian kitab. Dengan demikian di Surau dan di Mesjid pada masa lalu telah diselenggarakan dua macam strata pendidikan , yaitu pendidikan dasar yang disebut pengajian Al-Quran dan yang kedua adalah pendidikan tingkat lanjutan yang disebut buku kitab.
Cara belajar di Mesjid dan Surau itu dengan cara mengelilingi gurunya yang berada di tengah dengan duduk bersila tanpa mempergunakan meja atau bangku. Materi yang diberikan tergantung karena sesuai dengan kemampuan anak-anak. Dengan tahap awal belajar mempelajari huruf hijaiyah setelah itu menghafal dan menuliskan huruf tersebut. Setelah pandai membaca surat pendek baru diperkenankan untuk membaca alquran secara berturut-turut sampai khatam. Bukan dengan mengaji saja tapi ada pula diajarkan tentang cara berwudhu` dan shalat diberikan secara langsung dan dilakukan perorangan dengan waktu yang tertentu (langsung dipraktekkan dalam waktu shalat)
Waktu bulan ramadhan digunakan untuk kegiatan ibadah dan pengajian , misalnya tadarusan dilakukan dengan cara bergantian sampai khatam alquran, ini merupakan kesempatan terbaik bagi anak-anak untuk mengulang dan memperlancar pembacaan alquran.
2. Fungsi Surau dan Mesjid
Mesjid dan surau merupakan wadah atau tempat khusus yang berfungsi ganda sejak pertama kali keberadaannya. Secara garis besar berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan serta kebudayaan, dan tempat penyelenggaraan urusan ummat. Dari waktu kewaktu mengalami perkembangan bentuk dan sifat fungsi mesjid dan surau sangat beragam dan bervariasi. Dalam hal ini fungsi mesjid akan lebih efektif bila di dalamnya disediakan fasilitas proses belajar mengajar, fasilitas yang dimaksud adalah :
a. Perpustakaan, yang menyediakan berbagai buku bacaan yang berbagai disiplin keilmuan
b. Ruang diskusi, yang digunkan untuk berdiskusi sebelum atau sesudah shalat berjama`ah. Langkah-langkah praktis yang ditempuh dalam operasionalisasi adalah memberikan planning terlebih dahulu dengan menampilkan beberapa pokok persoalan yang akan dibahas
c. Ruang kuliah, baik digunakan untuk remaja mesjid atau madrasah diniyah
B. Pendidikan di Pondok Pesantren
1. Asal usul pondok pesantren dan perkembangannya
Pesantren yang merupakan bapak dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman, dapat dilihat dari perjalanan sejarah, di mana bila dirunut kembali, sesunuhnya pesantren didirikan atas kesadaran kewajiban dakwah islamiyah, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da`I, di mana pesantren adalah tempat belajar para santri. Pembangunan pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pendidikan lanjut. Namun demikian, harus ada pengakuan masyarakat tentang seorang guru atau kiyai yang mengajar di pesantren tersebut. Guru atau kiyai harus mempunyai ilmu yang tinggi, karena kelangsungan hidup pesantren tergantung pada daya tarik seorang guru atau kiyai yang memimpin, dengan mempunyai ilmu yang tinggi secara otomatis santri-santri dari luar daerah pun akan berdatangan untuk belajar dengannya.
Pada masa colonial Belanda dan jepang banyak terdapat pesantren di Indonesia terutama untuk jawa, lebih kurang 1853 buah pesantren yang ada dan ini sudah termasuk sumatera dan Kalimantan. Dan masih banyak laporan-laporan yang lain dari tahun ke tahun tentang pesatnya perkembangan pesantren di Indonesia.
2. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
Pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dalam pendidikan umum, yaitu :
a. Memakai sistem tradisional dibandingkan seklolah modern
b. Terciptanya hubungan kerja sama dalam memecahkan/menghadapi masalah
c. Para santri tidak dapat penyakit simbdis
d. Sistemnya mengutamakan kesederhanaan dan terciptanya hubungan yang baik
e. Alumninya tidak menginginkan jabatan pemerintah, sehingga mereka tidak dapat dikuasai pemerintah
Ada beberapa ciri khas pesantren yang membedakan dengan lembaga pendidikan lain sebagai berikut :
a) Pondok
Tempat untuk tinggalnya kiyai dan para santri serta kerja sama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Inilah yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lain
b) Adanya Mesjid
Sebagai tempat ibadah dan belajar mengajar,juga merupakan unsur pokok kedua dari pesantren, disamping berfungsi sebagai tempat shalat berjamaah setiap waktu shalat juga sebagai tempat belajar mengajar biasanya waktu belajar berkaitan dengan waktu shalat berjamaah
c) Santri
Merupakan suatu pokok dalam pesantren, terdiri dari 2 kelompok, yaitu :
1. Santri mukim
Santri yang bersal dari daerah jauh dan menetap di pesantren
2. Santri kalong
Santri yang bersal dari daerah sekitar pesantren dan mereka tidak menetap
d) Kiyai
Seorang tokoh sentral dalam pesantren yang member pengajaran salah satu tokoh yang paling dominan dalam pesantren karena kemasyhurannya. Perkembangan dan kelangsungan hidup tergantung pada keahliannya
e) Kitab – kitab klasik
Yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lain yaitu dipesntren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang oleh para ulama dahulu dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan bahasa arab
3. Sistem pendidikan dan pengajaran pesantren
Menggunakan model sistem pendidikan dengan menggunakan metode pengajaran sorongan/bendungan. Sorongan disebut sebagai cara mengajar perkepala. Setiap santri mendapatkan pengajaran langsung dari kiyai dengan cara ini dibutuhkan banyak badal/pengganti kiyai untuk melakukan cara sorongan ini.
Dengan cara bendungan atau halaqah, para santri duduk disekitar kiyai dengan membentuk lingkaran, kiyai hanya mengajarkan kitab tertentu kepada sekelompok santri. Metode ini bisa juga dikatakan sebagai proses belajar mengajar secara kolektif.
Pesantren dapat dibedakan menjadi dua:
1. Pesantren tradisional
2. Pesantren modern
Arah perkembangan pesantren dititik beratkan pada tujuan indtitudional peningkatan kurikulum, menggalakkan pendidikan keterampilan dilingkungan, menyempurnakan bentuk
C. Madrasah
1. Lahir dan berkembangnya madrasah di Indonesia
Tampaknya kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam setidaknya mempunyai latar belakang, diantaranya :
a) Sebagai manifestasi dan realisasi pembaharuan sistem pendidikan Islam
b) Usaha penyempurnaan terhadap sisteam pesantren kearah suatu system pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum
c) Adanya sikap mental pada sementara golongan ummat Islam, khususnya para santri yang terpukau pada barat sebagai system pendidikan mereka
d) Sebagai upaya untuk menjembatani antara system pendidikan tradisional dan system pendidikan modern
2. System pendidikan dan pengajaran di madrasah
Perpaduan antara system pesantren dan system modern merupakan system pendidikan dan pengajaran yang dipergunakan di madrasah. Proses ini berlangsung secara berangsur-angsur, system pengajian kitab dilakuakan sekarang diganti dengan bidang-bidang tertentu waulaupun masih menggunkan kitab lama, dan kenaikan tingkat ditentukan oleh penguasaan terhadap sejumlah bidang pelajaran .
Dikarenakan pengaruh ide-ide pembaharuan, sedikit demi sedikit pelajaran umum masuk kemadrasah, buku-buku tentang agama banyak disusun sesuai dengan tingkatan madrasah, bahkan lahirlah madrasah yang mengikuti system sekolah-sekolah modern.
Selain pelajaran agama dan bahasa arab, ada juga diajarkan pengetahuan umum dimadrasah di antaranya adalah :
a. Membaca dan menulis (huruf latin) bahas Indonesia
b. Berhitung/matematika
c. Ilmu bumi
d. Sejarah Indonesia dan dunia
e. Olah raga dan kesehatan
Bukan ini saja di madrasah juga diajarkan keterampilan sebagai bekal lulusannya ketika terjun kemasyarakat.


BAB III
KESIMPULAN
[/B]

Jadi lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia, pertama, belajar di Mesjid dan surau karena selain tempat kegiatan ibadah juga mempunyai peran penting yaitu sebagai tempat belajar yang menjadi sarana pokok dan mutlak keperluannya bagi perkembngan msyarakat Islam
Bukan hanya mesjid dan surau saja, dari waktu kewaktu lanjutan dari pendidikan mesjid dan surau, maka dibangun pondok pesantren dan madrsah sebagai upaya lanjutan dari pendidikan di surau. Perbedaannya dengan pendidikan umum yaitu di pondok pesantren lebih mementingkan pelajaran agama dan tidak begitu mementingkan pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah umum.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdurrahman Ar-Rahlawi, 1979, Ushulul Tarbiyah Al Islam wa Asalibuha. Darul Fikri, Beurut.
Hasbullah, 1999, Sejarah Pendidikan di Indonesia, LSIK, Jakarta.
Karel A. Steen Grink, 1986, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, LP3ES, Jakarta.
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, tth, Ruhul Tarbiyah wat Ta`lim, darul Ahya, Saudi Arabia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar