ILMU KALAM
Standar Kompetensi: Memahami
Hakikat Ilmu Kalam serta mampu menganalisis secara ilmiah aspek teologi dan
tasawuf serta dapat mengimplementasikan dalam konteks kehidupan sehafi-hari.
Kompetensi
Dasar: Memahami pengertian dan ruang
lingkup ilmu kalam.
A.
Pengertian
Ilmu Kalam
Secara etimologi
kalam berarti perkataan, pembicaraan, dll. Secara terminologi, menurut Syech
Mahmud Abduh, Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Tuhan,
sifat-sifat yang harus ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya,
sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada-Nya, membicarakan tentang rasul-rasul,
untuk menetapkan keputusan mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan kepada
mereka, dan sifat-sifat yang tidak boleh dipertautkan kepada merka.
Sebutan ilmu
kalam dimulai sejak kepemimpinan Khalifah Al-Makmun, pada Dinasti Abbasiyah
tahun 218 H, yakni setelah para ulama Muktazilah memelajari kitab-ktab filsafat
yang diterjemahkan pada waktu itu. Di dunia barat sebutan bagi ilmu kalam
adalah teologi.
B.
Alasan
Dinamakan Ilmu Kalam
1.
Karena
persoalan kalamullah, dipersoalkan oleh para ulama sejak abad ke-2 dan ke-3 H,
tentang apakah firman Allah itu diciptakan atau bukan, hadis atau qodim.
2.
Karena
sebagian ulama menjelaskan dan membela akidah Islam dengan menggunakan metode
kalam, ilmu logika/mantiq.
3.
Karena
mengenai akidah Islam didebatkan setelah Rasulullah saw. wafat, para sahabat, Khulafar
Rasyidin, pada abad ke-2 H.
4.
Karena
masalah yang didebatkan dalam lapangan akidah sebagian besar adalah masalah yang
berbatas pada pembiacaraan, bukan pada pengamalan atau perbuatan.
C.
Nama
Lain Ilmu Kalam
1.
Ilmu
Tauhid
Sebab membahas tentang keyakinan pada
ketahuhidan atau ke-Esaan Allah, keesaan pada ajaran yang dibawa oleh para
rasul-Nya.
2.
Ilmu
Akidah
Adalah ilmu yang membahas tentang keyakinan
yaitu rukun iman yang enam, karena ilmu ini membicarakan tentang keyakinan.
3.
Ilmu
Ushuludin
Yaitu ilmu yang membicarakan pokok-pokok
agama yakni keimanan yang merupakan dasar agama.
D.
Fungsi
Ilmu Kalam bagi Umat Islam
1.
Untuk
menjelaskan akidah umat Islam, memerkuat dan membelanya bila terjadi penyimpangan
yang tidak sesuai dengan ajaran rasulullah.
2.
Untuk
menolak akidah sesat, sebab berdasarkan perjalananya akidah Islam banyak diganggu
dan dikontaminasi oleh ajaran-ajaran lain. Untuk itu diperlukan untuk menjaga
kemurnian, pemilihan pada akidah yang benar seperti yang dilakukan oleh para
mutakalimin.
E. Dalil yang Berkaitan dengan Ilmu Kalam
1.
Q.S.
Al-Ankabut (29): 44
Artinya:
Allah menciptakan langit dan bumi dengan
hak[1153]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi orang-orang mukmin.
[1153], maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah
dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
2.
Q.
S. Al-Haj (22): 64
Artinya:
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di
langit dan segala yang ada di bumi, dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakaya
lagi Mahaterpuji.
F.
Ruang
Lingkup Kajian Ilmu Kalam
1.
Akal
dan Wahyu
Menurut Abu al-Huzail akal adalah
daya untuk memeroleh imu pengetahuan dan daya yang membuat seseorang dapat
membedakan antara dirinya dan benda-benda yang lain dan antara benda yang satu
dengan benda yang lainnya. Dalam Islam akal bukan otak, tetapi daya berfikir
yang dimiliki, sebagaimana terdapat dalam Q.S. Ali-Imran (3): 191.
Wahyu berarti suara, api dan
kecepatan, bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Wahyu adalah penyampaian firman
Alah kepada orang-orang pilihan-Nya agar diteruskan kepada manusia untuk
dijadikan pedoman yang diperlukan umat manusia dalam perjalanan hidupnya baik
di dunia mau pun di akhirat.
Adapun yang menjadi pembahasan para
mutakalimin adalah mengenai kekuasaan akal dan wahyu dihubungkan dengan
masalah:
a.
Mengetahui
Tuhan;
b.
Kewajiban
mengetahui Tuhan;
c.
Mengetahui
baik dan jahat;
d.
Kewajiban
mengerjakan yang baik dan menjauhi yang jahat.
Menurut Muktazilah semua masalah tersebut
bisa diperoleh melalui akal. Menurut Asy-Ariyah
akal hanya bisa menjangkau mengetahui Tuhan saja. Adapun menurut Almaturidiah
Samarkand kecuali kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk dapat diketahui melalui akal. Sedangkan
menurut Almaturidiah Bukhara, akal manusia dapat mengetahui dua hal, yaitu
mengetahui Tuhan dan kebajikan dan kejahatan.
2.
Keesaan
Allah
Keesaan Allah bukan berarti satunya
benda, akan tetapi Esa-Nya Allah berarti:
a.
Esa
dalam zat-Nya;
b.
Esa
dalam sifat-Nya;
c.
Esa
dalam perbuatan-Nya (Q.S. Hud: 107, Ali-Imran: 165, Ar-Radu: 16); dan
3.
Keadilan
Tuhan
Menurut kaum Muktazilah percaya pada
kekuasaan akal dan kemerdekaan serta kebebasan manusia, mempuanyai tendensi
untuk meninjau wujud ini dari segi rasio dan kepentingan manusia. Mereka
berpendapat bahwa Tuhan mempunyai tujuan
dalam perbuatan-perbuatan-Nya. Kaum Asy-Ariyah percaya pada mutlaknya Tuhan,
melihat bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan.
4.
Sifat-sifat
Tuhan
Menurut Muktazilah Tuhan tidak
mempunyai sifat, tetapi disebutnya esensi Tuhan, walaupun Tuhan mengetahui,
melihat dan mendengar.
5.
Wujud
Tuhan
Tuhan bersifat imateri. Menurut
Muktazilah seperti Al-Arasy, harus diinterpretasi sebagai kekuasaan, dan Tuhan
tidak akan bisa dilihat dengan mata. Begitu juga menurut Asy-Ariyah menolak
antromorphisme, tetapi berpendapat akan bisa dilihat dengan mata kepala nanti
di akhirat.
6.
Kebebasan
dan Kehendak Mutlak Manusia (free will and predestination)
Menurut Muktazilah manusia dipandang
mempunyai daya yang besar lagi bebas untuk mewujudkan perbuatannya. Menurut
Asy-Ariyah Tuhan yang menciptakan perbuatan manusia untuk mewujudkannya perlu
ada daya Tuhan dan daya manusia, tetapi yang berpengaruh dan efektif adalah
daya Tuhan.
7.
Kekuasaan
dan Kehendak Mutlak Tuhan
Yang menjadi masalah apakah Tuhan
dengan kekuasan-Nya itu mempunyai kekuasaan mutlak absolut, atuakah ada
batasannya?
Menurut Muktazilah kekuasaan Tuhan
ada batasnya dan tidak absolut. Menurut Asy-Ariyah, Tuhan berkuasa dan berkehendak
mutlak. Seperti dalam kitab Al-Ibanah menurut Asy-Ari bahwa Tuhan tidak tunduk
pada sipa pun.
BAB II SEJARAH ILMU KALAM
Syandar
Kompetensi: memahai hakikat Ilmu Klam serta mampu menganalisis secra ilmaiah
dari aspek teologi dan tasawuf serta dapat mengimplemnatsikan dalam konteks
kehiduoan shari0hari.
Kompetensi
dasar: menguraikan sejarah munculnya ilmu kalam
A.
Latar Belakang Munculnya Ilmu Klam
Lahirnya
berawal dari layar belakang politik atas pegatian khalifah Utsman bin Sfan yang
mengganyikam Umar bin Khatab, karena menganglat pejabat pemerintah bnayk adari
kalnagna keluarganya.
Reaksi
yang paling keras berasal adri mastarakat Mesir, sehngga melkakn pemberonyakan.
Selanutnya
Ali bin abi Thalib yang dipilih sebgai Khlifah, tetapi karena bnyak mas;ah
sehingga pemrinthn Ali pun diwanai permasalahan. Termasul tnmd=tangan dari
Thalhah bin Zubair. Kemudian dari Muawiyah gubernus Damaskus yang tidak
mengakui khalifahan Ali, dan meuntutbuntuk menusut atas pembinuhan Usman.
Malahan Ali dituduh turut serta sebab salah satu pemberontaknya dari Mesrir ada
ank angkat Ali dan justru mengankatnya sebagi gubenrur Mesir. Sehingga
mengakibatkan perang Shifin antara Ali dan Muawiyah. Sebtulnya Ali menang, tetapi
karena kecerdikan politik Muawiyah yang diwakili oleh Abu Amr bin Ash. Dengan
melakukan arbitrase, akhirnya secara politik Ali harus menerima kekalahan dan
Muawiyah diangkat sebgai Khlifaj.
Banyak
reaksiu atas oeristiwa uni, ada yang berpihak kepada Ali yamg mengatasnakmakn
kaum Syiah, ada yang keluar dari barisan Ali dan tidak mengakui keduanyamalah
meusuhi Ali yaitu kaum Khawarij. Yang akhirnya beralih pada persoalan teologi,
yang memunculakn masalah sipa yang kafir dan sipa yang yang masih Islam.Khawarih
memamndang golomgan Ali dan Muawiyah telah kafit sebsb memutusskan hikum tidak
berdasarkan Al-Quranata spemahaman/penafsiran pada Q.S. Al-Maidah: 44
Artinya:
Barangsiapa
yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.
B.
Masalah-masalh Pokok dalam Ilmu Kalam
a.
Batas
antar mukmin dan kafir
1.
Menurt
khawarij
Orang mukmin yang berbuat dosa besar atu kecil dihukumi kafir.
2.
Menurut
muktazioah
Oran yang berdosa bersar dan mati sebelumtaubat, dihukumi bkan
mukmindan bukan pla kafir, tetapi ddihikimi orang fasik.
3.
Menurut
alhlusi=unnah
Orang mukmin berdosa besra danmari seblum taubat, tetap mukmin. Dan
apabila Allah tiak mengampuni dan tidakmendapatkan syufata Rasulullah saw. maka
akan masuk nerakan untuk sementara, setelah masa hukiman selseaiakn di ke
surgakan.
4.
Menurut
myrjiah
Otrang mukmin ayng berbuat dosa besra tidak menjadi kafir, masalah
masuk surga atu neraka dirunfda k-hikiumannya betgantu pada kehenkdak Allah,
dengan betharap Allah kan memberikan ampunan atas doanya.
b.
Fungsi
Wahyu dan Akal
1.
Menurut
muktazilah
Fungsi wahyu dibawah fungsi akal. Dan akal lebih tinggi.
2.
Menurut
mrjiah
Fungsi wahyu len=bih tinggi daripada fungsi akal.
3.
Menurut
Asy-Ariyah
Fungsi waj=hyu sengai pokok, dan akal sebgai pemguat wahyu.
4.
Menurur
Maturidiah Samarkand dan Bukhara
Fungsi wahyu dan akanl sejajar dan seimbang.
c.
Kehendak,
kekuasaan dan perbuatan Tuhan
1.
Menurut
Muktaziah
Tuhan tidak menciptakan perbuatn manusia tetapi manusia sndirilah
yang melakukannya atas kekuasaan yang diberikan Tuhan.
2.
Menurut
Salafiyah
Tuhan memiliki kehendak, kekuasaan dan perbuatan mjutlak yakni
tuhan mnejadikan langit dn buni dan semua isinya tanpa ada sekutu-Nya.
3.
Menurut
Asy-Ariyah
Bergantung pada kehendak Tuhan baij dan buruknya. Namun Tuhan juga
memberikan kekebasan usaha (kasb) walaupun tidak efektif.
4.
Menurt
Maturidiah Samarkand dan Bulhara
·
Tuhan
menghendaki kebiakan dan keburukan, tetapi manusi memiliki kehendak untuk
memilihnya.
·
Mengenai
kekuasaan Tuhan berkuasa untuk emnetapkan kebaikan dan keburukan keoada
manusia, danmnauisa memiliki kemampuan dengan kalnya untk megambil
ataumenentukan kebaikan dan keburukan.
·
Mengenai
perbuatan Tuhan, bahwa perbuatn Tuhan memiliki kebujakanaan baik dalm
pencipyaan-Nya maupun dalam perintah dan larangan-Nya.
d.
Kehendak,
kekuasaan dan perbuatan manusia
1.
Menurut
maturidioah
Hal ini mutlak dimiliki manusia, dan bukanlah penciptaan Tuhan.
2.
Menurut
Salafiyah
Manuia memiliki kebeanasan, tetapi kekuasaan Tuhan adaklh tidak di
atas segala-galanya.
3.
Menurt
Asy-Ariyah
Banwa yang mewujudkan perbuatan mnausi adalah kodrat Tuhan tetapi
ada unsur kekuatan manusia.
4.
Menurt
Maturidiah Samarkand dan Bukhara
Bahwa yang menciptakan perbuatan itu adalah kekuasaan Tuhan dan
manusia, tetapi yang menjadikannya adalah semata-mata kekuasaan Tuhan.
C.
Menguraikan
Pengaruh Lingkunagan Soaial Politik Terhadap Perdebatan Ilmu Kalam
Diawali pada saat arbitras kahlifah Ali dan Muawiyah, padahal seharusnya
Ali tidak melakukan hal demikian, sehingga ada khawarij yang menggangap
kelompok tersebut telah kafir. Kaum Murjiah netral bahwa yangberdosa bear tidak
kafir, dan masalah dosanya diserahkan saja kepada Allah. Sehingga paham ini
dimanfaatkan oleh kaum Muawiyah, serta mendeskreditkan Ali bin Abi Thalib dalam
khutbah Jumat dan ceramah-ceramah dengan bersandarkan kepada Murjiah.
Melihat situasi
pilitik demikin, sehingga munculah Mabad al-Jauhani dan Ghailan al-Damasqi
mengkritisi sikappolitik bani Umayah dan paham yang mendukungnya. Mernurutnya
manusi diberi kekuatan oelh Allah untuk mewujudkan perbuatannya termasuk emlak
kezaliman dan selau menegakkan kebenaran, karena Allah tidak akn mnegubah suatu
kaum, keculai mereka mengubah sendiri. Selanjutnya paham ini paham Qadariyah.
Tetapi muncul punya paham yang menguntungkan mUawiyah yaitu yang berpendapat
manusia tidak memiliki kekuatan, tetapi Allah yang menentukannya.
BAB III
ALIRAN DALAM ILMU KALAM
Standar
Kompetensi :
memahai hakikat Ilmu Klam serta mampu menganalisis secra ilmaiah dari aspek
teologi dan tasawuf serta dapat mengimplemnatsikan dalam konteks kehiduoan
shari0hari.
Kompetensi Dasar : Memahami beberapa alairan dala ilmu kalam
A.
Nama-nama Aliran Ilmu Kalam, Tokoh dan Paham-pahamnya
a.
Aliaran Syiah
Yang memandng bahwa Ali dan keturunanya adalah yang paling bethak
meminpin setelhah wafat Rasululoah saw. dan tetap membela dan ,engagunggkan
Ali. Adapun sekte-sektenya:
1.
Sekte
Zaidiyah, oleh Zid bin Ali bin Husein Zainal Abidin
2.
ekte
Imamiyah, yang berepndapat Ali khlaifah yang ditunjuk oleh Nabi saw. kemudian
terbagi ada golongan Isna AsyAriyah atau Syiah dua belas dan golongan
Ismailiyah.
b.
SAliran Khawarij
Yang keluara dari kelompok Ali, yang menganggap Muawiyah juga
kafir. Berlandaskan pada Q.S. Al-Maidah (5): 44.
c.
Aliran Mrjiah
Mereka bersikap
irja, yakni emunda keoutusan bergantung oelh Allah dihukumi. Mereka netral dari
kelompok Ali dan Muawiyah. Dan tebagi pada golongan Murjiah modern yang kemudian jadi golongan
Ahlisunnah Waljamaah, tkohnya Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu
Hanifah dan Abu Yusuf. Dan Murjiah Ekstrim yang yokohnya Abu Musa al-Shalih,
Jahm bin Afwan, yang tidak lama hilanh karena menui kecaman. Kelompok golongan
ekstrim adalah, Al-Jahamiyah, Al-Salihiyah, Al-Yunusiah, Al-Ubaidilah,
Al-Gailani.
d.
Aliran Jabariyah
Alitan ini
lahir adari ketidkaberdayaan dlam menghadaoi kekejaman Muawiyah. Berpendapat
manusia tidsk mmeiliki kekuasaan, tetapi semuanay berdarakan kehendak
Tuhan.aliran ini lahirnya bersaam dengan Qadariyah, anmun pada masa
kemunculannya dipelopori oleh Jaad bin Dirham, pemikiran kamnya belim
berkembang. Dan dikembangkan oleh Jahm bin Safwan (wafat 131 H). Sehingga
sering uga disbeut Jahamiyah. Dasar mereka (Q.S. Ash-Shafat: 96 dan Al-Insan:
30).
e.
Alairan Qadariyah
Lahir pada masa
Muawiyah, untuk melawan muawiyah dan dengan ketidakberdayaannya sehingga segala
sesuatuitu diserahkan atau bergantung pada kehendak Allah. Namun muncullah yang
mengkritk Mabad al-juhani dan Ghailan al-Dmasqi bahwa manusia bertanggungjwab
untuk mengkakan kebenaran dsn mencagh kezaliman. Paham ini berdasarkan Q.S.
Al-Kahfi: 29, Ar-Radu: 11.
f.
Aliran Muktazilah
Aliaran ini
diawali dari tanggapan Washil bin Tha, salah seorang murid Hasan Basri di
Perguruan Basrah.ketika Hasan Basri menanyakantentang tanggapannya menegnai
Khawarij, dia menjawab bahwa pelaku dosa besar bukan mukmin dan bukan pula
kafir (fasik). Sehingga is=a memisahkan diri. Tokoh-tokoh Mutazlah:
1.
Washil
bin Atha al-Ghazal (80-131 H/699-748 M)
2.
Al-Alaf
(135-226 H/752-840 M)
3.
An-Nazzaham
(wafat 31H.845 M)
4.
Al-Jubai
(wafat 303 H/915 M), belaiau guru imam Al-Asyari
5.
Bisyr
Ibn Mu’tamir (wafat 266 H/480 M), pendiri Muktazilah di Baghdad
Ajaran-ajaran
pokok Muktazilah dikenal dengan istilah Mabaadi al-Khamsah: keesaan/tauhid,
keadilan/al-Adl, janji da ancaman/ al-wa’d wa al-walid, tempat di anatar dua
tempat/almanzilata bainal manzilatain, menyuruh kebaikan dan melarang
kemunkaran/amar ma’ruf nahyi munkar.
g.
Aliran Ahlusunnah Waljamaah
Dielopori
oleh Abu Hadan al-Asyarai (250-324 H) pada tahun 300 H, di Baghdad. Asalnay
mengikuti Muktazilah tetapi karena tidak ada ketiksesuaan karena hanya
menggunakan sunah yang mutawatir saja untuk doktrinnya. Tetapi banayk
menggunakan sunah dan membatasi penggunaan logika filsafat.
Aliran atau
paham yang dikembangkannaya adalah:
1.
Sifat
Tuhan, yaitubTuhan mempunyai sifat.
2.
Kedudukan
Al-Quran, merupakan kalamullah bukan makhluk ayng berarti diciptakan, yang bersifat
qadim.
3.
Melihat
Allah di akhirat, akan dapat dilihat dengan mata, karena Allah memepunyai
wujud.
4.
Perbuatan
manusia, diciptakan oleh Allah walaupun ada daya dari manusia, tetapi tidak
efektif (al-kasb).
5.
Paham
antipomorfisme, ayat-ayat mutasyabihat dibawa pada oenebrtian lafalnya.
6.
Tentang
dosa besar, akan tetap mukmin selama masih beriman, tetapi dia durhaka dan
diserahkan kepada Allah mengenai diamouni atau tidak.
7.
Tentang
Keadilan Tuhan, allah memiliki kehendak mutlak terhadap ciptaan-Nya, sehingga Dia bebas
berj=kehenfdak.
BAB
4
TEORI
RASIONAL
Standar Kompetensi:
Kompetensi Dasar: memahami dan menh=ghayati makna tasawuf dalkam
Islam
A.
Pengertian Teologi Rasional dan Teologi Tradisiponal
Teologi rasional yaitu teologi dalam Islam yang menggnkan pikiran
dalm menytikaoi permasalahan-permasalahn. Sehingga bisa disebut debgan
oenggunaan teologi leiberal, yaitu memopunyi kebebbasan menggunakan akal
fikirasn atau logika dalam meahami ayat-ayat Al-Quran dan hadits.
Aliran Muktazilah yang bercorak rasional ditentang oleh golongan
Ha,bali btermasuk dari golongan tradisional Asyariyah. Bahwa Al-Quran tidak
bisa ditafsirkan dengan akal, tetaoi harus sesuia dengan aratinya sendiri.
B.
Landasan Pemikiran dalam Teologi Rasional dan Tradisional
Sebetulnya semua
alairan menggunakan akal, tetapi yangm,enjadi masalah adalah kekeuatan akan
yang diselisihkan. Dan semuanay berprgangan pada wahyubAllah. Kecuali
pemggunaan kepada yang qoti tidak ditafsirkan dengan kal.
C.
Mengkritisi Pemikiran Muktazilah, Qadariyah, Khawarij, Jabariyah,
Asyariyah, dan Murjiah
Muktazilah lebih besar menggunakan akal dalam memahami ayat-ayat
Al-Quran.
Qadariyah, yang memandang bahwabpemikiran manusia mempunyai
kekuataan untuk mewujudkan perbuatannya sendiri. Sebaliknya dengan Jabariyah
yang menyatakan bahwa manusia tidak
mempunyai
kekuasaan untuk mewujudkan perbuatannya sendiri, baik dan buruk sudah
ditentukan oleh Allah SWT.
Murjuah beranggapan bahwa dalamhidupini yang menetukan seseorang
tetap mukmin atau kafir adallah iman di dalam hati, lisan dan amal perbutn
tidak berpengaruh terhadap kemukminan seseorang.
Adapun aliran Asyaraiyah bersikap moderatbterjadp setiap doktrin
teologi. Pada satu sisi mengunakan akal dan di susisi lain memercayakan
seper=nuhnya kepada wahyu Allah.
Khawarij, beranggapan golongan Ali dan Muawiyah telah kafir karena
tidakmenggunakan hukum sesua dengan perintah Allah.
Pada hakikatna7 aliran tersebut tidak keluar dari Islam.
BAB
5
TASAWUF
Kompetensi Dasar: Memahami daan meghayati makana tasawuf dalam
Islam
A.
Penegrtian Tasawuf
Istilahbtasawuf adanya setelah Rasulullah saw. wafat, namun
perlakunnya sudah ada.
Tasawuf berasal dari kata, shaf (barisan), saufanah (buah-buahan
yang berbulu), suffah (pelana yang digunakan nabi), safwah (sesuatu yang
terpilih), safa atau safw (bersih atau suci), theosofhi (theo: Tuhan, sphos:
hikmat, suf (wol).
Menurut Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumudin, tasawuf afalah ilmu
yang membhas cara-cara seseorang mendekatkan dirinya kepada Allah.
B.
Ciri-ciri Umum atau Krakteristik Tasawuf
1.
Memiliki
nalai-nlai moral
2.
Pemenuhan
fana (sirna) dalam realitas mutlak
3.
Pengetahuan
intuitif langsung
4.
Timbulnya
rasa kebahaguiaan sebagai karunia Allah SWT. dalam diri sufi karena tercapai
makomat (tingkatan)
5.
Penggunaan
simbol-simbol pengungkapan yang bisas mengndung penegrtian harfiah dan
tersirat.
Menurt Reynold Alleyne Nicholson seorang ahli mistiisme, berondaoat
bhha:
1.
Tasawuf dalam Islam dipengaruhiboleh agama Nasreani
dengan indikasi adanya keasaam pola ehidupan sufi yang zuhud, senang pada
kesunyian dan suka pakaian bulu domb adan banyak berdzikir.
2.
Bahwa
tasawuf ada pengaruh Neo Pltonisme dalam ajaran Tasawuf yakni masuknya ajaran
emanasi (pancaran) illuminasi (penerangan), gnosis (pengetahuan religius),
ekstase (keadaan di luar lesadaran diri) ke dala tasawuf.
Lebih jauh Nicholson melihat bahwa Gnostisisme (gerakan yang
menuukan pemikiran religi yang terdiri atas unsur kafir, Yahudi, Kristen dan
Nasrani). Demikian pula dengan konsep nirwana dalam agama Budha sanagt mirip
dengan ajaran fana dalam tasawuf. Pendapat ini kemudioandiralkatnya dengan
menyatakan bahwa jaran taswuf sepemuhnya bersumber dalam ajaran Islam.
C.
Sumber-sumber Ajaran Tasawuf
a.
Q.S.
Al-0Baqarah ayat 115
b.
Q.S.
Al-Baqarah ayat 186
c.
Q.S.
Qaf ayat 16
d.
Dalam
Hadits Qudsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar