BAB I Iman
kepada kitab-kitab Allah
Standar
kompetensi :
Meningkatkan
keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT.
Kompetensi Dasar
:
1.
Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT.
2.
Menunjukan nama-nama kitab Allah yang diturunkan kepada
para Rasul-Nya.
3.
Menyebutkan fungsi dan tujuan diturunkannya kitab-kitab
Allah SWT.
4.
menyebutkan isi pokok kitab-kitab: Taurat, Zabur, Injil
dan Al-Qur’an.
5.
menampilkan sikap mencintai Al-Qur’an sebagai kitab
Allah SWT.
Iman
Kepada Kitab-kitab Allah SWT
1. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
a. Pengertian Iman
Menurut bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu أَمَنَ-
يُؤْمِنُ- إِيْمَان artinya “membenarkan”. Sedangkan menurut istilah, iman ialah
kepercayaan dalam hati, meyakini dan membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan
semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
b. Pengertian Kitab-Kitab Allah swt.
Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada
para Rasul untuk diajarkan kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman
hidup.Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab itu agar digunakan sebagai pedoman
hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup yang benar dan diridhai-Nya
Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai
dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya
kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat
manusia.
2. Suhuf
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf
atau Sahifah (halaman), yang berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman
Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi atau rasul-Nya yang berisi
hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam menjalankan agama-Nya.
Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-masing
dengan rincian sebagai berikut:
- 60 Sahifah kepada nabi Syits a.s.
- 30 Sahifah kepada nabi Ibrahim a.s.
- 10 Sahifah kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah swt.:
( إِنَّ هَذَا لَفِى الصُّحُفِ اْلأُوْلَى
(18) صُحُفِ إِبْرَهِيْمَ وَمُسَ .(19)
Artinya: “Sesungguhnya ini semua benar-benar terdapat di
dalam suhuf yang pertama(yaitu) suhuf-suhuf Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa
a.s.”(Qs.al-a’la: 18-19).
3. Dalil-dalil Naqli yang terkait dengan Iman kepada
Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan rukun iman
yang ketiga. Umat Islam wajib percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa
semua kitab yang telah diturunkan Allah SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar.
Firman Allah swt.:
( ياَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا بِاللهِ
وَرَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ نَزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ
أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah kamu
sekalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.”(Qs.An-Nisa’:136)
Firman Allah swt.:
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا
لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ
فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ ۖ
وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً
وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ
اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَـٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا
آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا
فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.
Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang, niscaya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan satu umat
saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka
berlomba-lombalah bebuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya….(al-Maidah
:48)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi
peraturan, ketentuan, perintah dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat
manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt. diturunkan pada masa yang berlainan,
namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau
ajaran tentang keesaan Allah swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang
disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
4. Nama-nama kitab Allah swt. dan Rasul yang
menerimanya.
Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada
empat (4) yaitu:
a. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s.
sebagai pedoman hidup bagi kaum Bani Israil.
Firman Allah swt:
(إِنَّا أَنْزَلْنَا الَّتوْرَاةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌ…
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat
di dalamnya (ada )petunjuk dan cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah:
44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum syariat sudah
tidak ada lagi. Yang beredar di kalangan orang-orang Yahudi saat ini bukanlah
Taurat asli, melainkan palsu. Sebab, mereka telah melakukan perubahan-perubahan
isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat
bahwa taurat yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang beredar saat sekarang
lebih tepat dikatakan sebagai karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada
waktu dan masa yang berbeda.
Allah berfirman:
( مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ اْلكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ…
Artinya: “Yaitu orang-orang Yahudi mereka mengubah
perkataan dari tempat-tempatnya.”(Qs. An-Nisa’46).
b. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa a.s.
Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata yaitu
perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakannya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman
akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran
manusia bukan wahyu Allah . Misalnya Kitab Injil matius, Injil lukas dan Injil
Johanes. Antar Injil tersebut banyak terdapat perbedaan dan bahkan
bertentangan. Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa
a.s. dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan
pendapat orang-orang harawi (pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan
Injil Bernabas, oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid. Namun Injil
jenis ini tidak dipakai oleh orang-orang Kristen (Nasrani). Dengan demikian,
yang wajib dipercayai oleh umat islam hanyalah Injil yang diturunkan Allah
SWT.kepada nabi isa a.s.
Firman Allah swt.:
( وَأَتَيْنَهُ اْلإِنْجِيْلَ فِيْهِ هُدَى وَّنُوْرٌ…
Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab
Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)”
…(al-Maidah 46)
c. Kitab Zabur
Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud a.s. Nabi
Daud hanya diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengikuti syariat Nabi Musa. Maka
pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat
syariat.
Firman Allah swt.:
( وَاَتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوْرًا
Artinya: “Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’
: 55)
d. Kitab al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw.
Melalui malaikat Jibril itu tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur,
yang waktu turunnya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144 surat , 6666 ayat, 74.437
kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu
pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun
610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad sedang berkhalwat. Pada saat itu pula
Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah swt. untuk
menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir turun
adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut
turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang
menunaikan haji wada’ (haji perpisahan), karena beberapa hari sesudah menerima
wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw. Sebahagian isinya menghapus sebahagian syari’at yang tertera
dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai dengan
hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Quran merupakan kitab
suci terlengkap dan abadi sepanjang masa , berlaku bagi semua umat manusia
sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan
kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh karena
itu,sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman Allah:
(وَاَنْزَلْنَا اِلَيْكَ اْلكِتَبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقَا
لِّمَابَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ…
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah
: 48)
Firman Allah swt.:
(ذَلِكَ الْكِتَبُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan
padanya,petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)
Isi pokok kandungan al-Quran adalah:
1. aqidah atau keimanan
2. Ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah
3. Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia
dan alam sekitarnya
4. Mu’amalah yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia
5. Wa’ad dan wa’id
6. Kisah kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan
orang-orang yang inkar
7. Ilmu pengetahuan.
Keistimewaan kitab suci al-Quran dibanding dengan kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
a. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin
keasliannya. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian
dan keasliannya oleh Allah swt. sampai akhir zaman.
firman Allah swt.:
(إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّالَهُ لَحَفِضُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran
dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(al-hijr:9)
b. Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan
sempurna. Isi al-Quran mencakup segala aspek kehidupan manusia.
c. Al-Quran tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide
manusia yang ingin menyimpangkannya karena Allah swt. yang selalu
memeliharanya.
Allah swt. Berfirman:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَّأْتُوْا
بِمِثْلِ هَذَا اْلقُرْأَنَ لاَ يَْأتُوْنَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ
لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan dia. Sekalipun sebahagian mereka menjadi
pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”( Qs.al-Isra’88)
d. Al-quran isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku
sepanjang masa dan untuk seluruh umat manusia.
e. Membaca dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. Masih
banyak keistimewaan al-Quran dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita harus
berusaha mempelajari dan mengkaji al-Quran dengan sungguh-sungguh, insya Allah
akan diperoleh berbagai keuntungan untuk hidup di dunia dan di akhirat. Karena
dengan hanya membaca saja sudah merupakan ibadah kepada Allah apalagi jika kita
dapat memahami dan mengamalkannya.
Sabda Rasulullah saw.:
(عَلَيْكَ بِتِلاَوَةِ اْلقُرْأَنَ فَإِنَّهُ نُوْرٌ لَّكَ فِى
اْلأَرْضِ وَذُخْرُ لَكَ فِى السَّمَاءِ
Artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya
bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”(HR. Ibn Majah)
5. Menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum dan
pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak problem kehidupan yang
tidak dapat diatasi oleh manusia.sepertinya:
- Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui cara
pengobatannya,
- terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka,
- terjadinya gejolak sosial,dsb.
Semuanya itu merupakan dampak sikap sikap manusia yang
meninggalkan al-Quran. Padahal Rasulullah saw. Telah berpesan dalam sabdanya
yang berbunyi:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ مَا إِنْ تَمَسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ
تَضِلُّوْا أَبَدًا كِتَااللهِ وَسُنَةَ رَسُوْلَهُ.
Artinya: “kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka),
kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu (al-Quran)
dan sunnnah rasulNya.”(al-Hakim) Dengan membaca dan mempelajari dan
menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam al-Quran,akan:
- Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang
erat kaitannya dengan penyakit jasmani.
- Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan
segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larang-Nya.
- Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas
dunia ini akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan demikian, selaku seorang muslim haruslah kita:
- Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini,
dan jangan berpedoman dengan yang lainnya,
- Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan
menjunjung tinggi kitab suci al-Quran.
- Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala
suka maupun duka.
- berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya
- berusaha untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt.
a. Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak
hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan
akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.
b. Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad
saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap
kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.
c. Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab
Allah, di samping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan
tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan
memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
d. Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena
dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat Islam akan selalu menghormati
dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam
al-Quran dan hadits.
BAB
II Iman kepada Rasul Allah
Standar
Kompetensi
Meningkatkan
keimanan kepada Rasul Allah
Kompetensi
Dasar
1.
Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah
2.
Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah
3.
Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW
A.Pengertian
Iman kepada Rasul Allah SWT
Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar
benar utusan Allah SWT yang di tugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang
benar agar selamat di dunia dan akhirat.
Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah manusia
pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri dan mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya. Nabi adalah manusia pilihan yang
di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib
menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti nabi tetapi nabi
belum tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib meyakini keduanya.
Firman Allah SWT :
“Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk
memberikan kabar gembira dan memberi peringatan.Barangsiapa yang beriman dan
mengadakan perbaikan, maka tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al An’am 6 : 48)
B. Nama Nama Rasul Allah Dan Sifat Sifatnya
Rasul rasul yang wajib diimani berjumlah 25 orang:
1. Adam As 14. Musa As
2. Idris As 15. Harun
As
3. Nuh As 16. ZulkiFli
As
4. Hud As 17. Daud
As
5. Sholeh As 18. Sulaiman
As
6. Ibrahim As 19. Ilyas AS
7. Luth As 20. Ilyasa
As
8. Ismail As 21. Yunus As
9. Ishaq As 22. Zakaria As
10. Yaqub As 23. Yahya As
11. Yusuf As 24. Isa As
12. Ayub As 25. Muhammad Saw
13. Syu’aib As
Seluruh rasul
mempunyai sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat-sifat tercela.
Sifat-sifat terpuyji yang harus dimiliki rasul disebut sifat wajib rasul,
sedangkan sifat-sifat tercela yang tidak mungkin ada pada diri rasul disebut sifat
mustahil para rasul.
Sifat wajib ada 4 antara lain :
1.
Sidiq
: berkata benar
2.
Amanah : dapat dipercaya
3.
Tabligh : menyampaikan
4.
Fathonah : cerdik,pandai
Sedang sifat mustahil bagi rasul yaitu :
1.
Kizib
: berkata bohong
2.
Khianah : tidak dapat dipercaya
3.
Kitman : menyembunyikan
4.
Baladah : bodoh
C.
Dalil –dalil Tentang Iman kepada Rasul Allah SWT
1. Allah
mengutus rasul sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan
“Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan”(Fathir : 24)
“Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan”(Fathir : 24)
“Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.”(Al-Ahzab: 45)
2. Allah mengutus rasul sebagai suri tauladan
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi yang mengharab rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21 )
3. Allah mengutus seorang rasul kepada setiap umat
“Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya
seorang pemberi peringatan.” (Fathir : 24 )
D.
Rasul Ulul Azmi
Rasul ulul azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran
dan ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalah kepada umatnya.
Diantaran 25 nabi dan rasul, ada rasul yang di beri gelar
ulul azmi, yaitu :
1.
Nabi Nuh As
2.
Nabi Ibrahim As
3.
Nabi Musa As
4.
Nabi Isa As
5.
Nabi Muhammad SAW
E.
Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT
1.
Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa
rasul benar-benar manusia pilihan Allah
2.
Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul
3.
Mempercayai tigas-tugas yang dibawanya untuk
disampaikan kepada umatnya
4.
Lebih mencintai dan menghormati rasul atas
perjuangannya
5.
Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup
BAB III Mu’jizat Allah
Standar
Kompetensi : Memahami mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya
Kompetensi
Dasar :
1.
Menjelaskan pengertian mukjizat dan kejadian luar biasa
lainnya (Karamah, Maunah dan Irhas).
2.
Menunjukkan hikmah dengan adanya mukjizat dan kejadian
luar biasa lainnya bagi rasul Allah dan orang-orang pilihan Allah.
1.
Mukjizat
Mukjizat
berasal dari bahasa Arab معجزة yang artinya melemahkan, yaitu membuat sesuatu menjadi tidak
mampu. Mukjizat merupakan sesuatu yang luar biasa sehingga manusia tidak mampu
mendatangkan hal yang serupa. Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang
luar biasa yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat
bertujuan untuk membuktikan kenabian atau kerasulan seorang nabi atau rasul
Allah SWT yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun dan untuk melemahkan segala
macam usaha dan alasan orang kafir dan menentang islam, dan menyeru kepada umat
agar percaya akan keesaan Allah.
Unsur
yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
1)
Kejadian luar biasa
2)
Tampak pada diri seorang nabi
3)
Ada tantangan dari kaum yang menyangsikan kedudukan seorang nabi
4)
Manusia tidak mampu menandingi hal yang luar biasa tersebut.
Lazimnya,
nabi atau rasul menampakkan mukjizatnya hanya pada saat-saat yang sangat
dibutuhkan, misalnya untuk membela diri atau menjawab tantangan orang- orang
kafir.
Dalam
al-Qur’an, mukjizat biasanya disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan,yang
berarti bukti atau keterangan yang jelas.
Allah
SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Su’ara’: 4
إِنْ نَشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ
أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ
“Jika
kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka
senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.”
Setiap
muslim wajib memercayai mukjizat yang dimiliki nabi dan rasul. Mengingkari
mukjizat nabi dan rasul berarti mengingkari ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an
itu sendiri. Jadi, orang yang mengingkari mukjizat nabi dan rasul termasuk
orang kafir.
Contoh
Mukjizat yang Diberikan Kepada Rasul Allah
Mukjizat
yang diberikan oleh Allah antara lain sebagai berikut:
1)
Nabi Ibrahim a.s
Mukjizat
Nabi Ibrahim a.s. adalah tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud. Jika
orang biasa dibakar dalam kobaran api dalam suhu 1700 C, tentu hangus terbakar
dalam sekejap. Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak terbakar sedikit pun, bahkan api
terasa dingin oleh beliau. Allah berfirman dalam Q.S. al-Anbiya’:69.
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
Kami
berfirman, “Hai api, jadikanlah dingin dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.”
2)
Nabi Musa a.s
Nabi
Musa a.s merupakan nabi yang diutus untuk menyeru Bani Israil agar beriman
kepada Allah. Dakwahnya ditentang oleh seorang raja yang kejam dan durhaka
kepada Allah yang bernama Fir’aun. Raja Fir’aun mengumpulkan para tukang sihir
untuk mengalahkan Nabi Musa a.s. Para tukang sihir tersebut melemparkan
tongkat-tongkat yang ada di tangan mereka dan menjelma menjadi ular-ular yang
siap menyerang Nabi Musa a.s.
Allah
memerintahkan Nabi Musa a.s. melemparkan tongkat yang biasanya digunakan untuk
menggembala kambingnya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan
habis semua ular para tukang sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam
al-Qur’an Surah Toha ayat 19-21.
3)
Nabi Muhammad saw.
Mukjizat
Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut.
a)
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar.
b)
Celah-celah jari beliau dapat memancarkan air yang diminum para sahabatnya.
c)
Mi’raj ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat.
4)
Nabi saleh a.s
Nabi
Saleh dapat mengeluarkan unta besar dari lubang batu yang sangat kecil.
5)
Nabi Sulaiman a.s.
Kisah
kehebatan Nabi Sulaiman a.s. dapat kita baca dalam surah Saba’ dan surah
An-Nahl. Ia seorang nabi yang dapat berbicara dengan semua jenis binatang,
termasuk dengan bangsa jin, contohnya Ifrid. Ia juga dapat mengendalikan angin.
Ia juga seorang raja bagi manusia dan hewan dan berhasil mengislamkan ratu
Bulqis yang sebelumnya menyembah berhala.
6)
Nabi Isa a.s.
Mukjizat
Nabi Isa a.s. adalah sebagai berikut.
a)
Membuat burung dari tanah dan benar-benar hidup atas izin Allah.
b)
Menyembuhkan orang yang buta sehingga dapat melihat lagi.
c)
Menyembuhkan orang yang sakit lepra.
d)
Menghidupkan orang yang sudah meninggal dengan izin Allah.
2.
Karamah
Karamah
berasal dari bahasa arab كرم berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat diartikan suci dan
dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaanya
kepada Tuhan.
Menurut
ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada
para wali-Nya. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh
kepada Allah SWT.
Allah
SWT berfirman dalam Q.S. Yunus: 62-64,
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ۞ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا
يَتَّقُونَ۞ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ……
“Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka
tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka
berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat….”
Ulama’
sufi meyakini bahwa para wali mempunyai keistimewaan, misalnya kemampuan
melihat hal-hal ghaib yang tidak dimiliki oleh manusia umumnya. Allah SWT dapat
memberi karamah kepada orang beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut
kehendaknya.
1)
Kejadian yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Ketika
Nabi Sulaiman a.s. sedang duduk di hadapan dengan para tentaranya yang terdiri
atas manusia, hewan, dan jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan
singgasana Ratu Bulqis. Ada seorang yang berilmu berkata kepada Nabi Sulaiman
a.s. menurut sebuah keterangan, orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan
orang berilmu tersebut diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. an-Naml: 40,
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ
أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ
هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ
فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Berkatalah
seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia
Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
2) Kejadian
yang Dialami Maryam binti Imran
Nabi
Zakaria a.s. menemukan makanan setiap hadir di mihrab Maryam binti Imran.
Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 37,
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا
وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ
وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ
عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Maka
Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria
pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh
(makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah".
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa
hisab.”
Peristiwa
yang disaksikan Nabi Zakaria a.s. merupakan karamah yang dianugerahkan Allah
SWT kepada maryam binti Imran.
Allah
SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri, yakni Nabi
Zakaria a.s.
3.
Ma’unah
Ma’unah
berarti pertolongan. Ma’unah adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT
kepada orang mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi
kemampuannya. Ma’unah terjadi pada orang yang biasa berkat pertolongan Allah.
Misalnya, orang yang terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun berkat
ma’unah/pertolongan Allah, ia selamat.
4.
Irhas
Irhas
adalah kejadian luar biasa atau hal-hal yang istimewa pada diri calon nabi atau
Rasul ketika masih kecil. Contohnya, Muhammad saw. Selalu dinaungi awan
sehingga kepanasan saat melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam. Peristiwa
yang terjadi pada diri Nabi Isa a.s. ketika beliau masih bayi dalam buaian
ibunya, Maryam. Pada saat masih bayi, Nabi isa dapat berbicara kepada
orang-orang yang melecehkan ibunya.
Pembicaraan
Nabi Isa a.s. ketika masih bayi itu disebutkan dalam firman Allah, Q.S. Maryam:
29-33.
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ
صَبِيًّا۞ قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا۞
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا۞
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا۞ وَالسَّلامُ
عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا۞
“Maka
dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya, mereka berkata “Bagaimana kami akan
berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata,
“Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil) dan Dia menjadikan
aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja
aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan shalat dan menunaikan
zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali.”
· Macam-macam Mukjizat
Menurut
sifatnya, mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mukjizat
hisyiah/kauniyah dan mukjizat maknawiyah/aqliyah.
1)
Mukjizat hisyiah/kauniyah ialah mukjizat yang dapat dilihat, didengar,
dirasakan, dan dipegang. Mukjizat hisyiah ditujukan kepada orang biasa, yang
kurang mampu menggunakan akal pikirannya secara baik. Contohnya, mukjizat Nabi
Nuh a.s. beliau membuat perahu untuk menghadapi banjir yang pada waktu itu
tidak pernah dilakukan orang dan mustahil dapat dilakukan oleh orang biasa.
Setelah perahu selesai dibuat, banjir datang dan sumber airnya datang dari
tiap-tiap rumah penduduk yang kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam
sedangkan Nabi Nuh a.s. dan para pengikutnya selamat.
2)
Mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang tidak dapat dilihat, didengar,
dirasakan, dicium, dan dipegang. Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan
dikenal oleh orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan
halus. Contohnya mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad saw. berupa al-Qur’an.
Tidak semua orang mau menerima petunjuk al-Qur’an. Hanya orang yang sehat,
berbudi luhur, dan berperasaan halus yang sanggup menerima al-Qur’an dengan
senang hati. Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa, salah satunya
adalah dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun
atau merangkai kata-kata sebagaimana al-Qur’an meskipun hanya satu ayat
·
Perbedaan antara Mukjizat, Karamah, Ma’unah, dan Irhas
Pada
dasarnya mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sama, yaitu anugerah
Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada siapa
yang menerimanya.
Perbedaan
antara mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
a.
Mukjizat diberikan kepada para nabi dan rasul.
b.
Karamah dianugerahkan kepada wali.
c.
Ma’unah diberikan kepada orang mukmin.
d.
Irhas dianugerahkan kepada calon nabi atau rasul Allah SWT (sebelum diangkat
menjadi nabi dan rasul)
Persamaan
antara mukjizat, karomah, ma’unah dan irhas adalah sama-sama datangnya dari
Allah SWT. Orang yang diberikan mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas pantas
diteladani hidupnya, karena mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas hanya
diberikan kepada hamba-hamba Allah SWT yang bertakwa dan beramal shaleh.
·
Hikmah Mukjizat
Hikmah adanya
mukjizat adalah sebagai berikut.
a.
Melemahkan dan mengalahkan alasan,usaha,dan tipu daya orang-orang yang
menentang dakwah rasul allah.
b.
Bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk
memperkuat iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
c.
Membuktikan kebenaran rasul yang diutus Allah dan ajaran – ajarannya.
·
Hikmah Karamah, Ma’unah, dan Irhash
Hikmah adanya
karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
a.
Mempertebal iman kepada Allah SWT.
b.
Mendekatkan diri kepada Allah.
c.
Tidak takut akan kesulitan, karena yakin Allah selalu memberikan pertolongan
kepada hambanya yang beriman dan bertakwa.
BAB IV Perilaku Kehidupan Nabi Muhammad saw
Standar
kompetensi :
Memahami
perilaku kehidupan Nabi Muhammad saw
Kompetens Dasar :
- Menjelaskan Kisah Nabi Muhammad saw
- Menunjukan sfat-sifat utama Nabi Muhammad yan patut diteladani
- Menunjukan bukti, bahwa sunnah rasul sebagai uswatun hasanah
- Bersikap dan berperilaku sebagai orang yang meneladani akhlak Nabi Muhammad saw
BAB V Perilaku sikap terpuji pada diri
sendiri
Standar
Kompetensi : Membiasakan perilaku
terpuji pada diri sendiri
Kompetensi Dasar
1.
Menjelaskaan pengertian tawadhu, taat, qanaah dan sabar
2.
Membiasakan prilaku tawadhu, taat, qanaah dan sabar
3.
Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal
4.
Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan
sehari-hari
5.
Menjelaskan pengertian Qanaah dan Tasamuh
6.
Membiasakan perilaku qanaah dan tasamuh dalam kehidupan
sehari-hari
A.
Tawadhu
Tawadhu
artinya merendahkan diri untuk tidak diketahui kemampuan yang dimilikinya oleh
orang lain. Orang beriman dilarang memiliki sifat takabur dan dianjurkan
memiliki sifat tawadhu, karena dengan mampu bersikap tawadhu (merendahkan diri)
Allah akan meninggikan derajatnya. Firman Allah SWT yang menganjurkan tawadhu
dalam Qur’an S. Al A’raf ayat 205:
Artinya:
“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai” (QS. Al A’raf:205)
Keutamaan
tawadhu diantaranya adalah :
a.
Akan ditinggikan derajatnya
b.
Mendapatkan cinta dari Allah
c.
Mendapatkan kasih saying Allah
B.
Taat
Taat
sering disamakan artinya dengan patuh dan tunduk. Dengan demikian taat artinya
patuh dan tunduk terhadap perintah atau larangan seseorang atau peraturan yang
berlaku.
Taat
lebih berkaitan dengan sikap dan tindakan seseorang dalam mentaati peraturan
secara suka rela tanpa ada perasaan terpaksa sehingga dalam mentaati dan
melakukan peraturan tersebut didasarkan pada rasa patuh dan tunduk terhadap
peraturan yang berlaku. Mentaati peraturan merupakan akhlak terpuji dan
hukumnya wajib. Allah SWT berfirman:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu.
C.
Qanaah
Qanaah
adalah suatu sikap yang menerima dengan cukup dan senang hati atas apa yang
telah dianugrahkan Allah SWT kepadanya, karena merasa bahwa itulah telah
menjadi bagiannya.
Imam
ibnu Taimiah mengatakan bahwa qanaah itu identik dengan zuhud, yaitu
meninggalkan keinginan terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
Manfaat
qanaah:
a.
Hatinya penuh dengan keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT.
b.
Mampu mewujudkan syukur kepada Allah SWT
c.
Mensapatkan kehidupan yang membahagiakan dan menyenangkan
d.
Menjadikannya mulia.
D.
Sabar
Sabar
artinya teguh hati tanpa mengeluh dalam menghadapi cobaan dan ujian. Orang yang
sabar tidak pernah mengeluh, tidak putus asa, tidak mudah marah, baik dalam
keadaan senang maupun susah.
Sabar
diperintahkan oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNYA:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS.
Albaqarah :153)
Macam-macam
sabar di antaranya:
a.
Sabar dalam berbuat, artinya dalam melakukan pekerjaan tidak tergesa-gesa
b.
Sabar dalam menderita, artinya bila sedang tertimpa musibah kita menerima
dengan lapang dada
c.
Sabar dalam menahan marah
E.
Zuhud
Secara
bahasa zuhud berarti perihal meninggalkan keduniawian. Menurut istilah, zuhud
berarti berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi bersifat material
atau kemewahan duniawi dengan mengharap dan menginginkan sesuatu yang lebih
baik dan bersifat spiritual berupa kebahagiaan akhirat.
Menurut
imam Al Qusyairi, zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap kemewahan dunia
yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta. Sedangkan menurut
imam Gazali. Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia
atau harta kekayaan.
Zuhud
bukan berarti semata-mata tidak mau memiliki harta dan tidak sukamengenyam
nikmat duniawi, tetapi zuhud sebenarnya adalah kondisi mental seseorang yang
tidak terpengaruh oleh harta benda dalam dalam mengabdikan diri kepada Allah,
Allah berfirman:
Artinya:
(kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa
yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[1459] terhadap apa
yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong
lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 23)
F.,
Tawakal
Tawakal
artinya berserah diri. Tawakal kepada Allah artinya berserah diri kepada qada
dan qadar Allah SWT. Setelah berusaha sekuat tenaga sesuai kewajiban sebagai
manusia.
Keutamaan
tawakal:
a.
Tawakal kepada Allah SWT merupakan pengamalan sebagian agama
Artinya:
“dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada
Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali”(QS.Hud:88)
b. Tawakal
merupakan sebagian cabang dari iman
c. Allah
SWT akan mencukupkan penjagaan-Nya dari segala kejelekan
d. Allah SWT akan selalu mencintai orang-orang
yang bertawakal
e. Allah SWT akan menjamin rezeki
f.. Allah SWT akan member selalu petunjuk,
kecukupan dan penjagaan
G.
Qanaah
Qanaah
adalah suatu sikap yang menerima dengan cukup dan senang hati atas apa yang
telahdianugrahkan Allah SWT kepadanya, karena merasa bahwa itulah telah menjadi
bagiannya.
Imam
ibnu Taimiah mengatakan bahwa qanaah itu identik dengan zuhud, yaitu
meninggalkan keinginan terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
Hikmah
qanaah dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain:
a.
Menghilangkan kesenjangan social antara kelompok kaya dan kelompok miskin
b.
Mengurangi tindakan criminal
c.
Mewujudkan kesatuan dan persatuan
d.
Mendorong masyarakat untuk maju
e.
Menyebabkan mendapat ridho dan rahmat Allah SWT
Manfaat
qanaah:
a.
Hatinya penuh dengan keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT.
b.
Menumbuhkan kehidupan yang baik
Artiny:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. An Nahl: 97)
c.
Mampu mewujudkan syukur kepada Allah SWT
d.
Mendapatkan kehidupan yang membahagiakan dan menyenangkan
e.
Dijadikan kecukupan oleh Allah SWT
Artinya:
“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan” (QS. Ad Duha:8)
f.
Menjadikannya mulia.
H.
Tasamuh
Tasamuh
berarti kelapangan dada, keluasan pikiran dan toleransi terhadap sesama muslim
maupun non muslim. Pembahasan tasamuh meliputi cara-cara menjaga kerukunan dan
persatuan.
1.
Menjaga persatuan
a.
Kerukunan Intern umat Islam
Saat
ini dalam agama Islam berkembang berbagai macam paham dan aliran. Walaupun
demikian antara muslim yang satu dengan yang lain tetap merupakan saudara.
Rasulullah SAW menggabarkan persaudaraan umat islam tersebut dalam hadits
berikut:
Artinya:
“Perumpamaan
orang Islam di dalam saying menyayangi dan kasih mengasihi adalah bagaikan satu
tubuh yang apabila ada salah satu anggota yang sakit, anggota tubuh yang lain
akan ikut merasakannya,tidak bisa tidur dan merasa demam”(H.R muslim)
b.
Kerukunan umat islam degan umat beragama lain
Islam
merupakan agama yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap golongan agama
lain. Dakwah Islam tidak boleh dilaksanakan dengan cara kekerasan dan paksaan,
tetapi harus dengan cara yang damai dan bijaksana. Hal itu terdapat Al Qur’an,
Artinya:“Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui”(QS.al Baqarah:156)
c.
Kerukunan umat Islam dengan pemerintah
Menurut
tafsir ulil amri adalah orang-orang yang memegang kekuasaan diantara umat
manusia yaitu pemerintah, penguasa dan pemimpin lainnya. Kita wajib mentaatinya
selama peraturan itu tidak bertentangan dengan prinsif syariat Islam. Hal itu
terdapat dalam QS. An Nisa ayat 59
2.
Menjaga persatuan
Salah
satu cara untuk menjaga persatuan dan kesatuan adalah kebersamaan, seperti
firman Allah dalam QS. Ali Imran : 102. Oleh karena itu tidak layak apabila
diantara sesame muslim terjadi perselisihan, perpecahan dan permusuhan.
Seyogyanya umat islam lebih memperhatiakan persatuan dan kesatuan, saling
menolong dan saling menghormati.
3.
Fungsi tasamuh diantaranya:
a. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan
bermasyarakat
b. Menimbulkan rasa saling menghormati
antar sesame
c. Menciptakan rasa aman, tenang,
damai dan keserasian dalam masyarakat
d. Menghilangkan permusuhan, kebencian dan
dendam
e. Menjalin rasa persatuan dan kesatuan
dalam bermasyarakat
BAB VI Rasul Ulul Azmi
Standar
kompetensi :
Memahami
Sifat-sifat Ulul ‘azmi
Kompetens Dasar
:
1.
Menjelaskan pengertian ulul ‘azmi
2.
Menyebutka nama-nama Rasul ulul ‘azmi
3.
Menjelaskan sifat-sifat Rasul Ulul ‘Azmi
4.
Mengambil hikmah Dari kisah Rasul Ulul ‘azmi
1.
Pengertian Ulul ‘azmi
Ulu al-Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki
kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa,
dalam menyebarkan agama.
Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari beberapa
rasul yang telah diutus oleh Allah. Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa
ditingkat para nabi dan rasul. Tentang gelar ini telah dijelaskan pada Al-Qur'an
Surah Al-Ahqaaf ayat 35 dan Asy-Syuraa ayat 13.
2.
Rasul Ulul Azmi
Para Rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah:
1.
Nuh
2.
Ibrahim
3.
Musa
4.
Isa
5.
Muhammad
3.
Kriteria Ulu al-Azmi
Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan
gelar ini, di antara lain adalah:
1.
Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah
2.
Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak
menurunkan azab kepada kaumnya
3.
Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah
kepada kaum mereka
4.
Kisah Ulu al-Azmi
·
Nuh
Nabi Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk
meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang
benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam
berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus menerus
mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang
lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari
200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk penentangnya. Atas
kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air
bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.
·
Ibrahim
Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang disebabkan oleh
perintah Raja Namrudz untuk
membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus
berhadapan dengan raja
dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala.
Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan
diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan
pernikahannya dengan Sarah,
ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam
bernama Hajar
untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi
nama Ismail.
Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir
dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena
kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih
berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak
remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah
seekor domba.
selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah,
membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim.
·
Musa
Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun. Selain itu,
dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang.
Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya
yang dipimpin Samiri
menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi. Harun yang ditugasi
mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia
diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika berguru
kepada Khidir.
·
Isa
Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan
keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima
cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas
Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil.
Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.
“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari wol. Ia keluar dalam
keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta wajahnya tampak pucat
karena kelaparan dan bibirnya
tampak kering karena kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani
Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya
sesuai dengan izin Allah,
tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?”
Mereka menjawab: "Di mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab:
“Rumahku adalah tempat ibadah, wewangianku adalah air, makananku adalah
rasa lapar, pelitaku adalah bulan di waktu malam dan salat ku di waktu musim dingin di saat matahari
terletak di Timur,
bungaku adalah
tanaman-tanaman bumi,
pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia,
teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan
orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak
mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan aku
tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang jiwanya
bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?”
·
Muhammad
Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami
masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu.
Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak
kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya
menjadi seorang rasul.
Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab,
pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim
diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara
lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya
kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah
menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah.
BAB VII perilaku akhlak tercela Pada diri
sendiri
Standar
Kompetensi : Menghindari
perilaku tercela pada diri sendiri
Kompetensi
Dasar
:
1.
Menjelaskan pengertian ananiah, gadab, putus asa,
gadab, tamak, dan takabur
2.
mengidentifikasi bentuk dan contoh perbuatan ananiah,
gadab, putus asa, gadab, tamak, dan takabur
3.
Menunjukan nilai negatif perilaku ananiah, gadab, putus
asa, gadab, tamak, dan takabur
4.
menghindari perilaku ananiah, gadab, putus asa, gadab,
tamak, dan takabur
A.
Ananiah
Ananiah
menurut bahasa artinya mengutamakan diri sendiri. Sikap ananiah disebut juga
sikap egois. Orang yang bersikap ananiah lebih mengutamakan kepentingan diri
sendiri dari pada orang lain. Sikap ini berbahaya bagi diri sendiri karena akan
membawa pelakunya menjadi rakus bahkan berupaya menyingkirkan keberadaan orang
lain yang akan mengganggu tujuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar